Gaya Hidup

Saat Bad Mood Orang Justru Lebih Teliti

SAAT suasana hati sedang buruk atau bete (bad mood), orang biasanya ingin mencari hiburan, atau bahkan liburan. Namun bagaimana jika Anda tetap harus bekerja?

Berdasarkan penelitian terbaru, saat bad mood, orang justru bisa jadi lebih teliti.  Studi yang dipublikasikan di jurnal Frontiers in Communication ini didasarkan pada penelitian tentang kerja otak dalam memproses bahasa.

“Suasana hati dan bahasa tampaknya didukung oleh jaringan otak yang berbeda. Tapi kita punya satu otak, dan keduanya diproses di otak yang sama, jadi ada banyak interaksi yang terjadi.  Kami menunjukkan bahwa ketika orang berada dalam suasana hati yang buruk, mereka menjadi lebih berhati-hati dan analitis,” kata Vicky Lai, asisten profesor psikologi dan ilmu kognitif UArizona (University of Arizona), Arizona, Amerika Serikat, yang melakukan penelitian itu, seperti dikutip dari situs Science Daily, Jumat (13/1/2023).

Penelitian yang dilakukan Lai bersama peneliti Belanda itu menggunakan pengujian dengan memutar cuplikan film sedih seperti “Sophie’s Choice” dan acara televisi lucu seperti “Friends”, untuk menciptakan suasana hati yang berbeda pada peserta uji. Film yang lucu tidak memengaruhi suasana hati partisipan, namun sebaliknya dengan film sedih.

Setelah menonton film-film itu para peserta diberikan tes berupa beberapa cerita yang mengandung detil akurat maupun tidak.  Peneliti juga menyajikan versi cerita yang kalimat kritisnya ditukar sehingga tidak sesuai dengan konteks cerita.  Misalnya, cerita tentang mengemudi di malam hari akan menyertakan kalimat “Dengan lampu menyala, Anda dapat melihat lebih sedikit”.

Peneliti menemukan bahwa ketika peserta berada dalam suasana hati yang negatif, memiliki aktivitas otak yang lebih analitik. Mereka mampu mengoraksi atau mengetahui kesalahan dalam cerita.

“Kami menunjukkan bahwa suasana hati itu penting, dan mungkin saat kami melakukan beberapa tugas, kami harus memperhatikan suasana hati kami,” kata Lai.  “Jika suasana hati kita sedang buruk, mungkin kita harus melakukan hal-hal yang lebih detail, seperti mengoreksi.”

Namun penelitian ini hanya diikuti peserta perempuan. Sebab itu peneliti berharap dalam melakukan penelitian lebih lanjut dengan representasi gender yang lebih beragam. (MI)

 

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.