Seberapa Sering Kita Perlu Mencuci Pakaian?
SELAMA ini mencuci pakaian kerap menjadi kegiatan sehari-hari bagi masyarakat. Namun, mencuci pakaian terlalu sering tidak hanya mengurangi umur panjang pakaian, kegiatan ini juga berdampak signifikan terhadap lingkungan.
Direktur Eksekutif Good Housekeeping Institute’s Home Care and Cleaning Lab Carolyn Forte mengatakan, rumah tangga di Amerika Serikat (AS) rata-rata melakukan sekitar 300 muatan cucian setahun. Satu muatan dapat menggunakan tujuh hingga 25 galon air, bergantung pada mesinnya.
Mencuci pakaian dengan air panas dan menggunakan pengering menghabiskan banyak energi. “Kebanyakan orang mungkin mencuci pakaian mereka lebih sering dari yang dibutuhkan,” kata Forte dilansir Huffpost, Selasa (28/3/2023).
Namun, jangan menunda terlalu lama mencuci pakaian karena dapat menyebabkan beberapa potensi masalah kulit, infeksi jamur, dan masalah bau. Dokter kulit dan profesor dermatologi di Rumah Sakit Mount Sinai di New York City, AS, Joshua Zeichner, mengatakan keringat, minyak, sel kulit mati, dan mikroorganisme seperti bakteri atau jamur dapat berpindah ke pakaian. Saat pakaian kotor dibiarkan, mikroorganisme memiliki waktu untuk tumbuh dan berkembang biak.
Dokter kulit di Geria Dermatology di Verona, New Jersey, Aanand Geria juga mengatakan jarang mencuci pakaian juga dapat menyebabkan folikulitis dan munculnya jerawat. Pakaian kotor, kata dia, dapat memerangkap minyak, sel kulit mati, dan kotoran lainnya pada kulit, menyebabkan pori-pori tersumbat dan berjerawat.
Bakteri dan keringat yang terkumpul pada pakaian yang tidak dicuci juga dapat menyebabkan bau busuk yang sulit dihilangkan, bahkan setelah dicuci. Namun, beberapa pakaian tidak perlu dicuci sesering yang lain.
Salah satu aturan praktis dari Zeichner adalah semakin dekat pakaian dengan kulit, semakin sering harus dicuci. Itu termasuk hal-hal seperti pakaian dalam, kaus kaki, kaus dalam, dan pakaian olahraga. Senada, ahli kebersihan Becky Rapinchuk menyarankan pakaian apa pun yang tampak kotor, ternoda, atau berbau juga harus langsung dimasukkan ke cucian.
Dokter kulit Miami, Annie Gonzalez, mengatakan, jika hanya di rumah atau bekerja dari rumah dan tidak banyak berkeringat, Anda mungkin dapat mengenakan pakaian tiga atau empat kali sebelum mencucinya.
Jeans juga bisa dipakai setidaknya beberapa kali sebelum dicuci. Dokter kulit New York City, Anthony Rossi, mengatakan jika Anda adalah seseorang yang tidak mengenakan pakaian dalam, Anda harus mencuci celana atau legging sebelum memakainya lagi karena kontak langsung dengan alat kelamin.
Pakaian yang tidak membuat kontak dekat dengan tubuh tidak perlu terlalu sering dicuci. Pakaian luar seperti mantel, jaket, dan barang-barang yang dikenakan di atas pakaian lain, seperti jubah mandi dan sweater, bisa lebih lama dicuci karena cenderung dipakai untuk waktu yang lebih singkat.
Hal yang sama berlaku untuk pakaian yang lebih rapi di lemari, yang mungkin hanya Anda kenakan sesekali. Misalnya, jas, gaun malam, dan gaun koktail biasanya terbuat dari kain halus yang membutuhkan perawatan khusus.
Berikut beberapa tip dan trik yang didukung ahli untuk diingat. Di sela-sela pemakaian, jangan hanya memasukkan pakaian ke dalam laci atau bagian belakang lemari. Gantung di tempat yang lebih terbuka, bahkan di luar ruangan.
Jika Anda memiliki ruang untuk melakukannya, Anda juga dapat menggunakan steamer pakaian atau menyemprot item dengan produk, seperti penghilang bau pakaian. Untuk memperpanjang waktu antara mencuci, Anda juga dapat mencoba membersihkan noda atau menggantung pakaian di kamar mandi.
Untuk denim yang membutuhkan penyegaran, beberapa orang mengaku memasukkan jeans ke dalam freezer semalaman. Tindakan ini tidak akan membunuh sebagian besar bakteri, tetapi jika itu membuat jeans terasa lebih bersih. (HUFFPOST)