Inforial

Cerita Intelektual Arfak Hadirkan SMP YPPGI Christian Tobou

RANSIKI – Salah seorang tokoh intelektual Arfak, Jefri Elimas Mandacan menghadirkan SMP Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Gereja Indonesia (YPPGI) Christian Tobou, di Kabupaten Manokwari Selatan.

Hal ini tak lepas dari keprihatinan dirinya melihat angka putus sekolah di daerah setempat yang cukup tinggi. Menurutnya, angka putus sekolah yang tergolong tinggi tersebut, disebabkan terlambatnya pengenalan pendidikan di daerah tersebut.

Berawal dari lingkungan keluargannya yang yang kebanyakan hanya lulusan SD, membuat dirinya tergerak untuk membangun sekolah untuk mereka bisa melanjutkan pendidikan.

“Saya baru selesai kuliah dari IKIP Budi Utomo Malang dan ketika itu saya masuk honor di SD YPPGI Tobou tahun 2013. Mulai saya perhatikan keluarga saya dari ujung kampung sampai ujung kampung sekolahnya batas di SD saja dan ketika mereka lanjut di SMP pertengahan jalan mereka putus sekolah. Berawal dari situ, saya mulai berpikir satu-satunya jalan sehingga kedepannya, keluarga saya ini jangan putus sekolah, kalau bisa mereka bisa menempuh pendidikan lebih tinggi setidaknya bisa sampai di SMP paling tidak,” ungkap Jefri Elimas Mandacan, Senin (27/6/2022).

Diterangkannya, dirinya juga berkordinasi dengan kepala kampung, pemuda dan tokoh masyarakat guna merealisasikan tujuannya membanguan sekolah di wilayah setempat. Awalnya kata dia secara finansial tidak mendukung, namun dirinya tidak menyerah.

“Kemudian ketika itu, 2014 saya mulai di angkat menjadi honor daerah dengan perjanjian kontrak dan ketika berjalan, saya mulai ditunjuk menjadi operator Dapodik di SD YPPGI, sehingga saya mulai melakukan kordinasi,” jelas dia.

Dia mengungkapkan, pada awalnya, YPPGI Christian Tobou menggunakan gedung SD YPPGI. Pada tahun 2017 kata dia, menreka mengunakan balai desa lama yang sudah tidak digunakan.

“Ketika itu, kami melangkah dengan lima orang mulai 2017 ada penambahan guru dari dinas satu orang dan dua orang selama ini membantu mengajar di angkat dari dinas sebagai honor daerah. Karena tinggal kosong tidak layak untuk digunakan sehingga saya memanfaatkan untuk rehab dan gunakan. Kemudian, saya mulai melangkah menggunakan dana pribadi untuk rehab bangunan dan pembersihan-pembersihan lingkungan dan semuanya selesai,” ungkapnya.

Ia mengungkapkan, Pemda Mansel juga memberikan bantuan dana, sehingga operasional sekolah bisa lebih berkembang.

“Saat itu, pemda mansel membantu kami dengan dana sebesar Rp20 juta, di situ mulai saya rehab bangunan ini menjadi tiga kelas. Sehingga bulan Agustus 2017 mulai gedung ini kami fungsikan dengan jumlah siswa sebanyak 23 orang,” ujarnya.

Karna belum ada kursi, sehingga kegiaan belaja mengajar masih di lantai menggunakan karpet.

“Karena keadaan, sehingga saya sarankan kepada siswa perempuan untuk menggunakan celana pendek di bagian dalam saat mereka menggunakan rok, itu sempat saya sampaikan di mereka,” kenangnya.

Dengan segala kekurangan dan keterbatasan, akhirnya pada 2020, sekolah yang ia hadirkan tersebut mengantongi Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN).

“Sehingga Dana Bos disini mulai berjalan tahun 2021 tahap ketiga, sampai berjalan di tahun 2022 untuk dana operasional SMP sedangkan SMA sementara saya masih pengusulan,” terangnya.(PB24)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.