Mudasir : Pengembangan Pariwisata Perlu Kolaborasi
MANOKWARI, papuabaratnews.co – Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Papua Barat Mudasir Bogra mengatakan, kolaborasi program kerja antar stakeholder baik provinsi maupun kabupaten/kota di wilayah setempat perlu diterapkan. Sehingga pengembangan sektor pariwisata secara berkelanjutan dapat terlaksana dengan baik.
“Pembangunan pariwisata ini harus terintegrasi, jadi perlu peran dari stakeholder lain,” kata Mudasir saat dikonfirmasi awak media di Manokwari, Kamis pekan lalu.
Sektor pariwisata, sambung dia, memiliki multi player effect dan dapat menggenjot ekonomi kreatif masyarakat lokal. Dengan demikian, yang perlu diperhatikan pemerintah daerah dalam pembangunan sektor pariwisata adalah kelancaran transportasi, kelistrikan, jaringan komunikasi, akomodasi, keamanan dan sumber daya pengelola pariwisata yang mumpuni.
“Jangan ego sektoral jadi program itu jalan masing-masing dan terpisah, harus semua punya satu arah yaitu memajukan pariwisata Papua Barat,” tegas Mudasir.
Dia mengakui bahwa di tengah masa pandemi sektor pariwisata Papua Barat bahkan secara global mengalami tekanan luar biasa.
Untuk itu, sangat diharapkan program kerja Dinas Pariwisata Provinsi Papua Barat serta kabupaten/kota dalam pemulihan sektor pariwisata harus benar-benar tepat sasaran.
Data Badan Pusat Statistik, tingkat hunian kamar hotel di Provinsi Papua Barat dari Januari sampai Desember 2020 mengalami kontraksi atau turun sebesar 24,13%.
“Supaya jangan semakin terpuruk lagi,” tutur dia.
Menurut Mudasir, Papua Barat memiliki sejumlah destinasi yang berpotensi dikembangkan menjadi pariwisata budaya, cagar alam, dan bahari dengan target skala internasional.
Selain Raja Ampat, potensi wisata bahari yang perlu dikembangkan adalah Teluk Triton di Kabupaten Kaimana.
“Kalau bisa bukan hanya Raja Ampat yang menjadi target kunjungan wisatawan, tetapi ada beberapa spot wisata yang bisa didorong menjadi ikon pariwisata Papua Barat,” jelas Mudasir.
Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Papua Barat Yusak Wabia menerangkan, kebijakan pembatasan aktivitas sosial masyarakat dan penutupan sementara destinasi Raja Ampat sebagai upaya pencegahan penularan virus korona memberikan dampak negatif. Yakni, turunnya tingkat kunjungan wisatawan ke Papua Barat, selama tahun 2020 dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Tahun 2021 kami tidak pastikan soal target, karena kunjungan tidak merata. Sementara ini, kami masih ambil data,” jelas dia.
Dia melanjutkan, promosi destinasi pariwisata di tengah masa pandemi terus dilakukan. Tetapi, dinas tetap mengacu pada regulasi yang dikeluarkan Kementrian Pariwisata dan Kementrian Kesehatan.
Pihaknya juga telah mengusulkan tiga program yang akan menjadi prioritas rencana kerja untuk tahun anggaran 2021. Meliputi, pembangunan taman budaya di Susweni Manokwari, taman bunga di Pegunungan Arfak dan kantor informasi pariwisata (Tourist Information Centre/TIC) di Sorong. (PB15)
**Berita ini Telah Terbit di Harian Papua Barat News Edisi Senin 15 Februari 2021