Imunisasi Jadi Kunci Sukses Cegah Stunting
MANOKWARI – Selain faktor asupan gizi, imunisasi juga memberikan pengaruh terhadap kejadian stunting pada anak. Anak yang tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap hingga usia 2 tahun akan sering terkena penyakit infeksi.
“Akibat sering sakit ini, asupan nutrisi dan gizi dalam tubuh terkuras, sehingga tumbuh kembangnya tidak optimal,” kata Ketua TP-PKK Kabupaten Manokwari, Febelina Indou pada saat pencanangan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) Kabupaten Manokwari Tahun 2022, Rabu (18/5/2022).
Febelina menjelaskan beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan juga menunjukkan hubungan pemberian imunisasi lengkap terhadap kejadian stunting di mana anak yang tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap berisiko lebih tinggi mengalami stunting.
“Masalah stunting masih menjadi masalah utama yang saat ini kita atasi bersama,” jelasnya.
Menurut Febelina, imunisasi adalah salah satu upaya untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit. Imunisasi sebagai proses yang membuat seseorang menjadi kebal terhadap penyakit menular.
“Terdapat tiga manfaat imunisasi dasar, yakni melindungi anak dari risiko kematian, efektif mencegah penyakit, dan melindungi orang lain. Karenanya, imunisasi sangat penting bagi anak-anak,” jelasnya.
“Setelah mendapatkan imunisasi, sistem imun anak bekerja lebih baik untuk melawan virus, bakteri, atau kuman penyebab penyakit. Sementara, anak yang tidak diimunisasi berisiko lebih besar tertular penyakit berbahaya dan mengalami komplikasi yang parah,” imbuhnya.
Ia mengajak orang tua untuk membawa anak, keponakan atau cucu ke Posyandu terdekat untuk mendapatkan imunisasi campak-rubella. Dan bagi balita yang belum lengkap imunisasinya maka segera lengkapi imunisasi yang belum didapatkan.
“Tidak ada kata terlambat untuk imunisasi. Walaupun anak kita ketika bayi belum lengkap imunisasinya, tetap bisa kita lengkapi imunisasinya saat ini sehingga terdapat perlindungan spesifik yang terbentuk ditubuhnya terhadap penyakit menular,” ajaknya.
Ia meminta untuk pelaksanaan BIAN, dapat mencapai target diwilayahnya masing-masing yakni minimal 95% untuk imunisasi campak-rubella dan 85% untuk imunisasi kejar.
Ia menjelaskan bahwa selama pandemi Covid-19 yang terjadi mulai diawal tahun 2020 yang lalu hingga saat ini memberikan dampak terhadap status imunisasi anak dimana pencapaian IDL (Imunisasi Dasar Lengkap) bayi kurang dari 1 tahun pada tahun 2020 hanya mencapai 46% dan tahun 2021 mencapai 56%.
“Dengan capaian seperti ini tentunya sangat berpotensi menjadi ancaman terjangkitnya penyakit seperti difteri, tetanus, campak, rubella, dan polio bagi anak-anak kita karena rendahnya cakupan imunisasi,” pungkasnya. (CR1)