Inforial

Kedisiplinan Warga Kunci Sukses Akhiri Pandemi

MANOKWARI, papuabaratnews.co – Kedisiplinan masyarakat menjalankan pembatasan sosial akan sangat menentukan dalam pertarungan melawan pandemi Covid-19 di wilayah Provinsi Papua Barat. Kedisiplinan tersebut juga menjadi salah satu bentuk solidaritas warga kepada sesama ataupun kepada tenaga medis yang berjuang menekan penyebaran virus korona baru.

Sejak Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pemerintah Provinsi Papua Barat  mengumumkan dua kasus positif Covid-19 di Kota Sorong pada 27 Maret 2020, kasus Covid-19 di provinsi kepala burung ini terus membesar. Hingga Selasa malam (29/4/2020) sudah ada 37 kasus positif Covid-19. Total pasien yang meninggal 8 orang, yaitu  7 orang pasien dalam pengawasan dan 1 orang pasien positif.

Kemarin, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Papua Barat dr. Arnold Tiniap kembali mengingatkan masyarakat untuk mematuhi himbauan pemerintah terkait pembatasan sosial dan penerapan protokol kesehatan. Dia meminta agar masyarakat tidak mengangap remeh meningkatnya kasus posotif Covid-19. Apabila himbauan dan instruksi yang telah dikeluarkan tidak diindahkan maka jumlah kasus positif akan terus meningkat di Papua Barat.

“Masyarakat harus sadar jangan main-main dengan kasus ini, karena siapa saja bisa terpapar,” tegasnya.

Menurut dia, yang dibutuhkan saat ini ialah kesadaran kolektif bahwa Covid-19 berbahaya dan penularannya mudah serta cepat.

”Mari bersama-sama disiplin dengan menjaga jarak, tidak membuat kerumunan atau pertemuan dengan jumlah orang yang banyak. Hanya dengan disiplin akan membuat kita selamat,” kata Arnold.

Pantauan Papua Barat News pada Selasa (28/4/2020), kebijakan pembatasan sosial belum berjalan sesuai harapan. Masih ada warga di kota Manokwari, yang berkerumun atau berpergian tanpa masker.

Kemarin, suasana lalu lintas di kota Manokwari masih terlihat normal, banyak warga masih terlihat keluar rumah untuk beraktivitas, seperti kerja dan berbelanja kebutuhan pokok, dengan tak memakai masker dan tak melakukan jaga jarak fisik (physical distancing).

Dilema Bertindak Tegas

Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19  Provinsi Papua Barat, Derek Ampnir mengakui, pihaknya terkendala budaya masyarakat di Papua Barat dalam menentukan kebijakan pencegahan penularan Covid-19.  Menurutnya sikap tegas dengan pendekatan represif sangatlah dilematis.

“Sistem sudah kita bangun, namun aspek kultursel yakni kesadaran individu masih rendah,” katanya.

Menurutnya, penggunaan pendekatan kekerasan dalam penertiban masyarakat tidak dapat diterapkan secara langsung di Papua Barat, karena akan menimbulkan benturan dan konflik sosial di tengah-tengah masyarakat.

“Kita bisa keras dengan masyarakat agar mereka di rumah saja tetapi nanti mereka protes siapa yang memberi mereka makan. Hal ini harus juga dipikirkan,” ujarnya.

Dia menuturkan saat ini gugus tugas masih terus berupaya memikirkan cara terbaik dan pamungkas dalam memutus rantai penyebaran Covid-19 di Papua Barat.

“Pendekatan kekerasan maupun dialogis masih dalam pertimbangan melihat kondisi kultur yang sangat berbeda di sini,” katanya.

10 Kasus Positif Sekaligus

Sementara itu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Sorong mengumumkan10 kasus tambahan pasien positif Covid-19.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Sorong Mohammad Said Noer di Sorong, Selasa (28/4/2020) mengatakan, 10 warga tersebut dinyatakan positif virus corona berdasarkan hasil pemeriksaan dari Baperlitbang Makassar dengan metode pemeriksaan swab.

Dia mengatakan, 10 warga Kabupaten Sorong yang dinyatakan positif virus corona tersebut diketahui berasal dari Klaster Gowa, namun pihaknya enggan mengungkap identitas kesepuluh warga tersebut karena melanggar SOP penanganan.

Menurut dia, 10 orang positif virus corona tersebut tersebar di sejumlah wilayah di Kabupaten Sorong, yakni satu orang di Distrik Aimas, empat orang di Distrik Mariat, tiga orang di Distrik Salawati, dan dua orang di Distrik Moisegen.

“Usia kesepuluh orang yang dinyatakan positif virus corona tersebut termuda 15 tahun dan tertua 60 tahun,” ujarnya.

Dikatakan, kesepuluh orang tersebut jauh sebelum hasil positif dikeluarkan oleh Baperlitbang Makassar telah dilakukan isolasi oleh Pemerintah Kabupaten Sorong di Gedung Darma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Sorong.

Gedung tersebut jauh dari pemukiman dan dijaga ketat oleh aparat keamanan dari TNI dan Polri demi memutus mata rantai penyebaran virus corona.

“Sepuluh orang tersebut tetap diisolasi di gedung DWP, tidak di rumah sakit karena hingga saat ini tidak menunjukkan gejala sakit, namun mereka tetap diberikan penangan khusus oleh tim medis,” ujarnya.

Melonjak Tajam

Kemarin, Tim Gugus Tugas Covid-19 meliris adanya penambahan terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 21 orang, yang berasal dari Kabupaten Sorong 13 orang, Kabupaten Raja Ampat 4 orang, Kota Sotong 3 orang dan Kabupaten Manokwari Selatan 1 orang.

Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Papua Barat,  dr Arnold Tiniap mengatakan, peningkatan kasus dari sebelumnya 16 menjadi 37 kasus pada hari ini, menunjukan bahwa semakin banyak spesimen (sampel) yang dikirim untuk diperiksa. “Maka fakta sebenarnya akan terungkap,” ujarnya.

Adapun gambaran situasi perkembangan kasus Covid-19 di Papua Barat, yakni untuk OTG  (Orang Tanpa Gejala) mendapat penambahan 8 orang, sehingga jumlah keseluruhan  335 orang, yang masih dalam pemantauan 225, dan yang sudah selesai pemantauan 110 orang.

Untuk ODP (Orang Dalam Pemantauan) juga mendapat tambahan 10 orang, jumlah keseluruhan  826 yang masih dalam pemantauan 247 orang dan yang sudah selesai 579 orang.

Sementara PDP (Pasien Dalam Pengawasan) juga mengalami penambahan 2 orang dengan jumlah keseluruhan PDP 51 orang, yang masih dalam pengawasan 17 orang dan yang sudah selesai pengawasan 34 orang. (PB22/PB1)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.