Inforial

Listrik Jadi Kado Terindah Menjelang Natal dan Tahun Baru

Oleh : Fransiskus Salu Weking

Wartawan Papua Barat News

 

Suasana di Kampung Coisi dan Kampung Bima, Distrik Minyambouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Provinsi Papua Barat, Senin siang (6 Desember 2021) tampak berbeda dari hari-hari biasanya. Puluhan penari tradisional sibuk mempersiapkan diri masing-masing. Mereka menunggu kedatangan rombongan dari Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) bersama PT PLN (Persero), yang akan meresmikan tiga stasiun pengisian energi listrik (SPEL) sekaligus pemberian bantuan alat penyimpan daya listrik (APDAL) berbasis baterai yang dapat diisi ulang melalui SPEL.

Kurang lebih 30 menit, rombongan yang dinanti-nanti tiba di lokasi. Para penari langsung menyambut dengan Tarian Tumbuh Tanah (Tarian khas Pegunungan Arfak) disertai nyanyian tradisional.

Di seberang jalan, berdiri seorang pria berusia 30-an tahun. Matanya berkaca-kaca. Ia merasa terharu bercampur senang. Kehadiran listrik menjelang perayaan Natal 25 Desember 2021 dan Tahun Baru 2022, menjadi kado terindah dalam hidupnya. Sebab, sudah puluhan tahun lamanya, kampung yang ia tempati itu tidak tersentuh oleh listrik sebagaimana dinikmati oleh masyarakat perkotaan.

“Saya senang sekali,” ujar Natalius Indou.

Ketika malam tiba, sambung dia, warga kampung hanya mengandalkan lampu pelita ataupun lentera minyak sebagai penerangan. Tak jarang, ia bersama istri dan satu orang anaknya tidur dalam kegelapan.

“Kadang tong (Kami, red) tidur gelap saja. Terima kasih pemerintah, sudah berikan kami listrik,” tutur pria yang kesehariannya sebagai petani ladang.

Hal senada diungkapkan oleh Sandra Indou. Ia menuturkan, sebelum ada listrik dari Kementrian ESDM dan PLN, mereka hanya ditemani lampu pelita. Tahun 2020, mereka menerima bantuan alat solar cell, namun tidak semua rumah menerima bantuan tersebut.

“Kalau di kampung Coisi ini hanya ada genset saja. Itu juga hanya satu, menyala tidak setiap hari. Kalau ada minyak saja, kalau tidak ya kita gelap lagi,” jelas dia.

Bupati Pegunungan Arfak Yosias Saroy mengapresiasi perhatian dari pemerintah pusat melalui Kementrian ESDM dan PLN yang telah menghadirkan program SPEL serta APDAL bagi masyarakat di Kampung Coisi dan Kampung Bima. Sehingga, masyarakat dapat menikmati listrik. Jumlah kampung yang ada di Distrik Minyambouw sebanyak 37 kampung, namun yang baru tersentuh listrik desa 9 kampung.

“Mudah-mudahan kampung-kampung yang lain di Pegunungan Arfak ini bisa mendapat bagian yang sama. Karena, masih banyak yang belum menikmati listrik,” ujar Bupati.

Ia menambahkan, Pegunungan Arfak memiliki banyak sungai yang dapat dimanfatkan untuk membangun PLTA. Pemerintah kabupaten akan memberikan dukungan penuh, jika nanti pemerintah pusat mau merealisasikan proyek PLTA tersebut. Hal ini untuk memuwujdkan Papua terang di tahun-tahun yang akan datang.

“Karena solar cell itu masyarakat hanya bisa pakai satu tahun, sudah banyak yang rusak,” jelas dia.

Tahun 2021 telah dilakukan pengadaan mesin PLTD untuk Distrik Anggi Gida dan Distrik Hing di Kabupaten Pegunungan Arfak. Upaya ini berkat kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Pegunungan Arfak bersama PT PLN.

“Jaringan listrik dan tiang-tiangnya kami kerjasama dengan PLN, mesin dari kami termasuk rumah mesinnya. Mesin masih dalam perjalanan,” jelas dia.

SPEL yang terletak di tengah Kampung Bima

Dalam sambutannya, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) KESDM Dadan Kusdian menerangkan, program SPEL dan APDAL merupakan upaya pemerintah mempercepat rasio elektrifikasi agar masyarakat dapat menikmati akses listrik. Dua kampung di Distrik Minyambouw ini merupakan bagian dari 37 desa di Papua dan Papua Barat yang mendapatkan bantuan tersebut.

“Ini sebagai program percepatan dari pemerintah bersama PLN, supaya masyarakatnya segera menikmati listrik,” ujar Dadan.

APDAL terdiri dari dua alat utama yaitu APDAL dan IRAS. APDAL adalah sejenis baterai yang digunakan untuk menyimpan energi listrik dengan kapasitas 500 Wh (Watt hour) yang nantinya akan disambungkan dengan IRAS (Instalasi Rumah Arus Searah). IRAS terdiri dari 3 buah lampu LED dan 1 MCB, sedangkan pada APDAL juga disediakan stop kontak yang dapat digunakan untuk menyalakan peralatan elektronik seperti kipas angin atau TV LED.

“Total paket APDAL yang akan dipasang di Provinsi Papua dan Papua Barat mencapai 12.586 unit, termasuk dua kampung di Kabupaten Pegaf,” ujar Dadan.

Ia menegaskan, masih terdapat 433 desa yang belum mendapatkan akses listrik. Jumlah ini tersebar di Papua sebanyak 325 desa, Papua Barat 102 desa, Nusa Tenggara Timur 5 desa dan Maluku 1 desa. Pemerintah melalui Kementrian ESDM dan PLN terus berusaha agar dapat mencapai rasio elektrifikasi 100 persen. Langkah yang akan ditempuh adalah melakukan perluasan jaringan kelistrikan, pembangunan PLTS maupun pembangkit energi baru terbarukan (EBT) lainnya, serta pemasangan SPEL dan APDAL.

“138 desa dari 433 desa itu, diupayakan perluasan listrik dan pembangunan pembangkit EBT (Minigrid), jaringannya ditambah. Itu nanti bagiannya PLN,” ucap dia.

Sementara itu, Executive Vice President (EVP) Perencanaan dan Pengendalian PT PLN Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara, Erman Priyono Wasito Adi, menuturkan, masih banyak desa belum mendapatkan akses listrik yang layak lantaran kondisi geografis Tanah Papua sulit dijangkau. Namun, pihaknya telah berkomitmen untuk menerangi seluruh desa di Papua dan Papua Barat secara bertahap. Selain itu, PLN juga akan mengoptimalkan segala potensi daerah dengan membangun EBT.

“Jumlah bantuan APDAL yang kita berikan untuk warga di dua kampugn ini sebanyak 70 unit ditambah 24 unit APDAL cadangan,” jela dia.

General Manager PLN Unit Induk Wilayah Papua & Papua Barat Abdul Farid menjelaskan, target pembangunan SPEL di Papua dan Papua Barat ada 227 desa. Akan tetapi, baru terealisasi 37 desa selama tahun 2021. Sisanya, akan dituntaskan mulai tahun 2022 sampai 2023 untuk menuntaskan rasio desa berlistrik 100 persen.

“Kita mau tuntaskan tahun 2020, tapi keburu ada pandemi Covid-19 dan berbagai kendala. Makanya kita lanjutkan lagi 2021,” jelas dia.

Usai peresmian SPEL dan pemberian bantuan APDAL, warga dua kampung tersebut diberikan sosialisasi terkait penggunaan APDAL dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai informasi, paket APDAL mempunyai garansi selama 5 (lima) tahun. Badan usaha yang ditetapkan sebagai pelaksana pengadaan APDAL akan menyediakan service center yang akan melayani perbaikan Paket APDAL selama 5 (lima) tahun. Lokasi service center wilayah Papua Barat untuk alokasi APDAL dari tahun 2021 s.d. 2022 sebanyak 1.415 unit, sebanyak 2 (dua) titik service center, yaitu di Manokwari dan Sorong. (PB15)

 

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.