Inforial

Perlu Upaya Bersama Giatkan Literasi di Papua Barat

MANOKWARI, papuabaratnews.co – Generasi masa depan Papua Barat harus dikenalkan dengan dunia literasi sejak dini. Karena tuntutan jaman mengharuskan generasi muda untuk mampu bersaing secara global dengan dunia luar yang semakin canggih dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kian pesat.

Melianus Ajoi, pegiat literasi di Manokwari mengatakan, dengan kondisi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Papua Barat yang masih sangat rendah, maka perlu ada upaya bersama seluruh pemangku kepentingan untuk memajukan literasi di bumi Kasuari ini.

“Pengamatan kami selama ini, anak-anak kita banyak yang berminat dengan dunia literasi. Tinggal digerakkan dengan motivasi yang terukur dari orang tua dan pemangku kepentingan di daerah ini,” ujarnya di Manokwari, Senin 3 Mei 2021.

Menurut dia, saat ini tercatat sudah ratusan taman baca yang tersebar di seluruh daerah. Di setiap taman baca tersebut, geliat literasi berjalan sangat baik dan kebanyakan diminati oleh kelompok usia anak-anak. Hal tersebut menjadi pertanda baik bagi perkembangan indeks pembangunan manusia di masa depan.

“Periode usia ini sangat menentukan untuk menata dan mempersiapkan diri menuju kebangkitan generasi emas Papua Barat dalam persaingan global,” kata dia.

Dia berujar, upaya menggiatkan literasi dimaksud tidak sekedar memasok sumber-sumber bacaan dari luar, akan tetapi mengembangkan kearifan lokal masyarakat asli Papua untuk dijadikan sebagai bahan literasi yang baik untuk dikonsumsi oleh publik. Karena sejauh ini, masih banyak cerita rakyat lokal yang hanya bisa dituturkan. Akan tetapi, apabila cerita tersebut ditulis dan dibukukan, tentu akan sangat bermanfaat bagi generasi muda di masa yang akan datang.

“Termasuk cerita-cerita rakyat yang hampir lupa dari ingatan sejarah kita. Anak-anak kita selama ini hanya mengkonsumsi bacaan-bacaan dari luar tapi sebagian besar mereka tidak tahu sejarah asli mereka sendiri. Karena kalau sekedar dituturkan, maka suatu saat sejarah itu akan hilang dari masyarakat kita,” terang Ajoi.

Ajoi melanjutkan, sejak adanya smartphone, generasi muda lebih banyak menghabiskan waktu dengan bermain game. Padahal smartphone menawarkan kemudahan yang luar biasa besar dalam menggiatkan semangat literasi di kalangan usia mereka. Hal tersebut mengharuskan adanya perbaikan mental secara baik dan menyeluruh. Segenap daya dan upaya dari Pemerintah, lembaga pendidikan dan komunitas literasi perlu berkolaborasi secara positif untuk perbaikan mental yang sudah sangat terkesan konsumtif tersebut menjadi lebih produktif dengan membaca dan menulis.

“Mudah-mudahan, dengan semakin banyaknya komunitas literasi di Papua Barat menjadi awal kebangkitan literasi di daerah ini,” imbuhnya.

Disampaikannya, generasi masa depan Papua Barat hendaknya diarahkan pada pribadi yang cerdas dan mau menerima perubahan. Harapan besar itu mestinya mulai diterapkan secara dini di sekolah maupun di setiap komunitas literasi yang ada. Generasi muda Papua Barat perlu memiliki kecerdasan yang komprehensif, produktif dan inovatif. Generasi yang selalu damai dalam interaksi sosialnya dan berkarakter kuat.

“Selain itu, mereka juga harus sehat dan menyehatkan dalam interaksi alamnya serta berperadaban unggul. Semuanya dapat tercapai apabila mereka dikenalkan dengan dunia literasi sedini mungkin,” pungkasnya. (PB25)

 

**Berita ini Telah Diterbitkan di harian Papua Barat News Edisi Selasa 4 Mei 2021

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.