EKONOMIInforial

Produksi Padi Tahun 2020 di Papua Barat Turun

MANOKWARI, papuabaratnews.co – Meskipun secara total luas panen di Provinsi Papua Barat pada tahun 2020 mengalami peningkatan, namun produksi padi justru berbanding terbalik.

Badan Pusat Statistik (BPS) Papua Barat mencatat produksi padi sepanjang Januari hingga Desember 2020 hanya mencapai 24,33 ribu ton gabah kering giling (GKG). Jumlah ini mengalami penurunan 5,57 ribu ton GKG jika dibandingkan tahun 2019 yakni 29,94 ribu ton GKG.

“Walaupun luas panen naik, tapi produktivitasnya kurang bagus,” ujar Kepala BPS Papua Barat Maritje Pattiwaellapia dalam konfrensi pers secara virtual, pada Jumat pekan lalu.

Apabila ditinjau dari subround, sambung dia, terjadi penurunan produksi padi pada subround Januari sampai April sebanyak 4,99 ribu ton GKG atau sekitar 44,84% jika dibandingkan dengan subround periode yang sama tahun 2019. Kemudian, subround September sampai Desember 2020 juga mengalami penurunan produksi padi sebanyak 1,87 ribu ton GKG atau 14,99%.

Sementara peningkatan produksi padi hanya terjadi pada subround Mei sampai Agustus 2020 sebanyak 1,30 ribu ton GKG atau sekitar 20,50%, jika dibandingkan dengan subround yang sama tahun 2019.

“Penurunan ini disumbang oleh penurunan luas panen subround Januari sampai April seluas 0,82 ribu hektar,” jelas Maritje.

Mantan Kepala BPS Provinsi NTT ini menjelaskan, produksi padi tertinggi selama tahun 2020 terjadi di Kabupaten Manokwari, Manokwari Selatan dan Sorong. Sedangkan produksi terendah terjadi di Raja Ampat, Teluk Wondama dan Fakfak.

Akan tetapi, secara keseluruhan penurunan produksi padi yang relatif besar selama tahun 2020 terjadi di empat kabupaten, jika dibanding dengan total produksi padi tahun 2019.

“Kabupaten Sorong, Sorong Selatan, Raja Ampat dan Manokwari produksi padinya mengalami penurunan,” ujar Maritje.

Untuk tahun 2021, kata dia, produksi padi sepanjang Januari sebanyak 1,09 ribu ton GKG dan potensi produksi padi dari Februari hingga April diperkirakan mencapai 6,15 ribu ton GKG.

Dengan demikian, total potensi produksi padi pada subround Januari-April 2021 diperkirakan menyentuh 7,24 ribu ton GKG.

“Atau mengalami peningkatan 1,10 ribu ton GKG (sekitar 17,97%) jika dibanding dengan subround sama tahun 2020 yaitu 6,13 ribu ton GKG,” tutur Maritje.

Ia menerangkan, ada tiga daerah yang berpotensi terjadi peningkatan produksi padi pada subround Januari-April 2021 yakni Kabupaten Manokwari, Manokwari Selatan dan Kabupaten Sorong.

“Sedangkan potensi produksi terendah pada periode yang sama itu terjadi di Kabupaten Teluk Bintuni, Sorong Selatan dan Teluk Wondama,” ujar Maritje.

Ke depannya, dia berharap agar pemerintah daerah melalui instansi terkait dapat mengambil langkah strategis untuk meningkatkan produktivitas padi selama tahun 2021 ini.

“Untuk sektor ini, kalau bisa didorong ya dari dinas, perbanyak lagi penanaman padi,” pungkas Maritje Pattiwaellapia.

Sebagai informasi, fenomena La Nina tidak berdampak pada penurunan produksi padi tahun 2020 seperti yang dikhawatirkan banyak pihak. Selain itu, peningkatan curah hujan pada akhir 2020 berdampak positif terhadap kondisi pertanaman dan berpotensi meningkatkan luas panen sepanjang Januari hingga April 2021. (PB15)

**Berita ini Telah Terbit di Harian Papua Barat News Edisi Selasa 9 Maret 2021

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.