Bintuni Walkout Saat Pembahasan Calon Ibu Kota PBT
FAKFAK – Pertemuan IV lanjutan pembahasan percepatan pembentukan Daerah Otonom Baru (DOB) Provinsi Papua Barat Tengah (PBT) yang berlangsung di Gedung Winder Tuare, Fakfak, Rabu (1/3/2023) hingga Kamis dini hari (2/3/2023) memanas. Kabupaten Teluk Bintuni harus walkout dari pertemuan tersebut.
Memanasnya Pertemuan IV mulai terasa saat pembahasan calon Ibu Kota Provinsi Papua Barat Tengah. Usulan Kabupaten Fakfak untuk menjadikan Bomberay yang berada di wilayahnya sebagai calon ibu kota provinsi, karena letaknya strategis untuk empat kabupaten diterima Kabupaten Kaimana dan Teluk Wondama.
Namun Kabupaten Bintuni kukuh untuk mengusulkan Babo, yang berada di wilayah Kabupaten Bintuni, untuk penentuan calon ibu kota Provinsi Papua Barat Tengah tetap berada di wilayah Kabupaten Bintuni yang letaknya di Babo. Bintuni beralasan Babo Bintuni lebih strategis dan memiliki sumber gas alam.
Meski diwarnai walkout, Pertemuan itu tetap berlangsung hingga selesai dan merumuskan sejumlah kesepakatan. Pertama, keputusan penetapan calon ibu Kota Provinsi Papua Barat Tengah menunggu kajian dari tim akademisi yang diketuai Prof. Dr. Basir Rohrohmana, S.H., M.Hum.
Kedua, terkait pembiayaan pembentukan Provinsi PBT di wilayah adat Bomberay dikembalikan kepada para bupati untuk membicarakan alokasi dana yang disiapkan masing-masing Kabupaten.
Ketiga, logo calon Provinsi Papua Barat Tengah akan dibahas dalam pertemuan berikutnya. Logo calon Provinsi Papua Barat Daya akan disayembarakan. Keempat, rencana road show ke Manokwari dan Jakarta.
Kesepakan diambil tiga Kabupaten melalui Bupati Fakfak Untung Tamsil, Bupati Wondama Hendrik S. Mambor dan Bupati Kaimana yang diwakili Kepala Bappeda Abdul Rahim Furuada. (SEM)