BTCLS untuk Tingkatkan Kualitas Tenaga Kesehatan di Kaimana
KAIMANA – Kapasitas tenaga kesehatan (nakes) di Kabupaten Kaimana terus ditingkatkan, terutama dalam hal penanganan kegawatdaruratan. Karena itu puluhan nakes dari rumah sakit dan puskesmas menjalani Diklat Basic Trauma and Cardiac Life Support (BTCLS) bertempat di Grand Papua Hotel, Senin (15/5/2023).
Pelatihan yang berlangsung selama lima hari (15-19 Mei) itu diikuti 39 orang nakes perwakilan puskesmas dan rumah sakit. Puskesmas Yamor 2 orang, Puskesmas Kiruru 3 orang, Puskesmas Lobo 2 orang, Puskesmas Kaimana 6 orang, Puskesmas Kambal 2 orang, Puskesmas Tairi 2 orang, Puskesmas Waho 2 orang, Puskesmas Tahunan 2 orang, Puskesmas Bofuer 3 orang, Puskesmas Tugarni 2 orang, RSUD Kaimana 11 orang dan mandiri 1 orang. Fasilitastator kegiatan pelatihan ini berasal dari Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan (LP2TK) Makassar, Sulawesi Selatan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kaimana Afirin Sirfefa menerangkan, tujuan dilaksanakan pelatihan BTCLS, agar seluruh tenaga keperawatan yang ada di Kaimana, mempunyai kemampuan dan keterampilan dalam penanganan gawat darurat, trauma dan jantung, sehingga mampu memberikan pelayanan yang semaksimal mungkin kepada pasien penderita gawat darurat.
“Lepas pelatihan ini setiap peserta diharapkan bisa memiliki tenaga yang terlatih dan bersertifikat BTCLS emergency, serta mampu meningkatkan mutu pelayanan baik di Puskesmas maupun di Rumah sakit umum daerah (RSUD) yang ditandai dengan penurunan angka kematian pasien 24 jam di ruang IGD dan 48 jam di ruang rawat inap,” terangnya.
Direktur LP2TK Muhlis Katili mengatakan, pelatihan BTCLS sangat penting bagi seluruh tenaga kesehatan, lewat kegiatan ini, kita bisa mempersiapkan tenaga kesehatan yang bisa bekerja secara baik dan profesional dalam memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, terlebih kepada pasien gawat.
“Di tangan teman-teman tenaga keperawatan, Tuhan meletakkan kehidupan dan kematian seorang pasien, ketika kita bekerja dan melayani dengan baik berkat akan datang, tetapi kalau bekerja dengan ilmu yang pas-pasan dan tidak memiliki kesadaran untuk menolong pasien, hasilnya pun tidak akan maksimal,” ujarnya.
Ia lalu mengajak seluruh tenaga kesehatan yang ikut dalam pelatihan BTCLS itu, untuk bekerja dengan baik dan melayani dengan rendah hati.
“Karena profesi teman-teman sebagai tenaga keperawatan, merupakan jembatan dan ujung tombak untuk menyelamatkan nyawa manusia,” kata Muhlis Katili. (LAU)