Kemendagri Apresiasi Perkembangan Inovasi Kabupaten Sorong
SORONG – Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Yusharto Huntoyungo mengapresiasi perkembangan inovasi di Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, yang dinilai semakin melejit.
Hal itu diungkapkan Yusharto saat menjadi keynote speech dalam acara peluncuran Laboratorium Inovasi (Labinov) Kabupaten Sorong. Kegiatan tersebut berlangsung di Distrik Aimas Sorong pada Selasa, 17 Oktober 2023.
Dalam paparannya, Yusharto mengatakan, pada 2022 Kabupaten Sorong melaporkan 10 inovasi terbaiknya melalui Indeks Inovasi Daerah (IID) dengan total nilai 46,14. Pada tahun 2023, inovasi yang dilaporkan meningkat menjadi 12 inovasi dan meraih skor IID 47,63.
“Sama seperti tahun sebelumnya, pada ini Kabupaten Sorong juga masuk nominasi sebagai kabupaten terinovatif kategori daerah tertinggal,” kata Yusharto.
Guna terus meningkatkan inovasi di wilayahnya, kata Yusharto, Pemkab Sorong meluncurkan Labinov yang merupakan bentuk fasilitasi inovasi daerah oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN). Melalui Labinov tersebut, Yusharto optimistis Kabupaten Sorong dapat berkontribusi meningkatkan daya saing dan pertumbuhan ekonomi nasional.
“Kami sangat mengapresiasi dan menghargai upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sorong beserta jajarannya. Laboratorium inovasi ini menjadi inkubator untuk lahirnya inovasi-inovasi baru,” jelas Yusharto.
Yusharto juga mengungkapkan, saat ini pihaknya tengah mengirimkan tim validasi inovasi ke-43 daerah nominator termasuk Kabupaten Sorong. Kegiatan validasi tersebut sangat penting karena akan dijadikan sebagai nilai komposit dalam penentuan nilai akhir Innovative Government Award (IGA) Tahun 2023.
Sementara itu, validasi lapangan di Kabupaten Sorong akan dilakukan terhadap penerapan inovasi Alat Pengamanan Petugas Keswan (ALPEGAS) sebagai inovasi non digital, dan inovasi Sistem Informasi Pajak Bumi Bangunan-Bea Perolehan Hak Atas Tanah danBangunan (SIM PBB-BPHTB) yang merupakan inovasi digital.
“Kami yakin inovasi ini sudah diinisiasi demikian baik, dan juga sudah mengikuti 8 variabel IID,” ujarnya.
Kendati perkembangannya sangat baik, namun Yusharto terus mengingatkan Pemkab Sorong agar tidak cepat puas dengan hasil perkembangan inovasi di daerahnya. Ia mendorong agar Pemkab Sorong terus berupaya menggali berbagai inovasi baru di masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD).
“Setidak-tidaknya 2 inovasi per tahun dari setiap OPD,” tambahnya.
Yusharto juga berharap, Pemkab Sorong dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi dengan inovasi yang tepat. Jangan berpikir inovasi sebagai beban karena membutuhkan anggaran yang besar. Menurut Yusharto, hal seperti itu merupakan pemikiran yang keliru.
“Jadikan inovasi itu sebagai penyelesaian atas kegiatan-kegiatan penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Dengan demikian, Kabupaten Sorong dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengembangkan iklim inovasi di wilayah masing-masing,” kata Yusharto. (*/RED)
