Lintas Papua

Kewirausahaan Jadi Jalan Mandiri Anak Putus Sekolah di Papua Barat Daya

SORONG – Puluhan anak putus sekolah di Papua Barat Daya dipersiapkan untuk  mengembangkan kewirausahaan agar mampu menciptakan lapangan pekerjaan di daerah itu.

Untuk mewujudkannya, Sabtu (11/11/2023, Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Papua Barat Daya bekerja sama dengan Direktorat Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI memberikan pelatihan kewirausahaan kepada 66 anak-anak putus sekolah.

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Papua Barat Daya, Andar Aryani Musa’ad, menjelaskan program ini merupakan langka strategis dari Pemerintah Pusat melalui Kemendikbudristek RI untuk memberikan kesempatan kepada anak-anak putus sekolah bisa berwirausaha sesuai dengan talenta yang dimiliki.

“Kami sangat berterima kasih atas perhatian ini, dan kami sangat bersyukur karena dari enam provinsi hanya dua provinsi yang bisa mendapatkan program ini yakni Provinsi Papua Barat Daya dan Papua Selatan,” jelas Andar Aryani Musa’ad.

Andar Aryani menyebut, selama sebulan anak-anak itu akan diberikan pelatihan tentang cara membuat sandal hotel, mahkota dan tisu.

“Ke-66 orang ini usia rata-rata 15-25 tahun menjadi fokus dari pelatihan selama sebulan,” ujarnya.

Ia mengaku, Dekranasda Papua Barat Daya telah membangun kerja sama dengan Bank Papua dalam rangka memberikan bantuan pinjaman modal ketika peserta pelatihan ini ingin memajukan usahanya.

Selain dengan bank, kata Andar, Dekranasda Papua Barat Daya juga telah membangun jaringan dengan sejumlah hotel untuk nantinya bisa mengakomodasi hasil karya dari 66 orang itu.

“Begitu selesai pelatihan ini, kita tetap memberikan pendampingan sampai usaha mereka berkembang,” katanya.

Staf Ahli Gubernur Papua Barat Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, George Yarangga memberikan apresiasi kepada Dekranasda Dekranasda Papua Barat Daya dan Kemendikbudristek RI atas upaya memberdayakan anak putus sekolah supaya menciptakan lapangan kerja.

“Ini satu kesempatan bagus bagi anak-anak putus sekolah supaya mendapatkan lapangan kerja mandiri sehingga tidak menganggur,” kata George Yarangga.

Karena, kata dia, angka pengangguran di Papua Barat Daya cukup tinggi, sehingga upaya memberdayakan anak-anak putus sekolah adalah sebuah kesempatan baik untuk menciptakan lapangan kerja secara mandiri.

Berdasarkan data dari Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Provinsi Papua Barat Daya menyebutkan, tingkat pengangguran di Papua Barat Daya 2021-2022, Kota Sorong menempati urutan pertama dengan jumlah tingkat pengangguran 2021 sebanyak 9,95 persen dan 2022 sebanyak 10,09 persen.

Kabupaten Sorong berada di angka 3,36 persen pada 2021 dan 2022 menempati posisi 3,38 persen. Kemudian, Kabupaten Sorong Selatan 3,55 persen pada 2021 kemudian di tahun 2022 mengalami sedikit penurunan menjadi 3,05 persen.

Sementara angka pengangguran di Kabupaten Maybrat berada pada posisi 1,89 persen pada 2021 kemudian meningkat menjadi 2,09 persen di 2022. Kabupaten Tambrauw tingkat pengangguran pada 2021 sebesar 1,89 persen kemudian mengalami sedikit penurunan sebesar 1, 46 persen. Kabupaten Raja Ampat dengan tingkat pengangguran sebanyak 3,81 pada 2022 dan 2022 meningkat menjadi 3,91 persen.

“Pemerintah sangat mendukung program pemberdayaan itu, tentunya selain terarah kepada peningkatan ekonomi anak-anak putus sekolah tetapi juga sebagai upaya mengurangi angka pengangguran,” beber Yarangga. (mar)

 

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.