Berperilaku Baik 253 Warga Binaan Lapas Manokwari Akan Dapat Remisi Hari Kemerdekaan
MANOKWARI — Sebanyak 253 narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Manokwari, Papua Barat, diusulkan untuk menerima remisi dalam rangka memperingati HUT ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Pengurangan masa hukuman ini diusulkan setelah para narapidana memenuhi syarat administratif dan substantif yang diatur dalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 7 Tahun 2022.
Kepala Seksi Pembinaan dan Kegiatan Kerja Lapas Manokwari, Penina Edoway, mengungkapkan bahwa remisi yang diusulkan bervariasi mulai dari satu hingga enam bulan, tergantung pada penilaian dari tim asesmen lapas.
Proses pengusulan remisi juga telah melalui Sistem Penilaian Pembinaan Narapidana (SPPN) sebelum diajukan ke Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kemenkumham.
“Selain perilaku yang baik, kelengkapan administrasi juga menjadi faktor penting dalam pengajuan remisi ini,” jelas Penina melansir Antara.
Dari 253 narapidana yang diusulkan, 161 di antaranya adalah napi kasus pidana umum, 70 orang terkait kasus penyalahgunaan narkotika, dan 22 lainnya terlibat dalam kasus korupsi. Khusus untuk narapidana kasus narkotika dan korupsi, syarat pemberian remisi diatur oleh Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012.
Hingga 9 Agustus 2024, Lapas Manokwari mencatat total 456 warga binaan, terdiri dari 111 tahanan dan 345 narapidana. Lapas Manokwari juga terus menjalankan program pembinaan yang terbagi dalam dua kategori, yakni pembinaan kemandirian dan pembinaan mental spiritual.
“Pembinaan kemandirian bertujuan agar para warga binaan dapat mengembangkan potensi diri melalui kegiatan seperti pertukangan, perbengkelan, seni musik, dan seni kreatif lainnya,” tambah Penina.
“Sementara itu, pembinaan mental dilakukan melalui bimbingan kerohanian sesuai dengan agama masing-masing warga binaan.”
Lapas Manokwari juga telah bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mempromosikan produk kreatif warga binaan dalam berbagai pameran.
Selain itu, penggunaan media sosial dioptimalkan untuk memasarkan hasil karya seperti kursi kayu yang telah dipesan oleh beberapa sekolah dasar dan menengah pertama.
“Kami juga bekerja sama dengan rumah sakit dan Dinas Kesehatan. Saat ini, Lapas Manokwari telah memiliki satu dokter tetap dan dua tenaga medis,” tutup Penina. (ant/pbn)