Lomba Tahunan untuk Pacu Percepatan Pembangunan Kampung
MANOKWARI – Pemerintah Provinsi Papua Barat berupaya memacu percepatan pembangunan di wilayah perkampungan melalui penerapan lomba tahunan dengan sejumlah kriteria penilaian bagi pemenang lomba tersebut.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung (DPMK) Papua Barat Legius Wanimbo, mengatakan penerapan strategi berupa perlombaan sangat efektif mewujudkan pembangunan masyarakat tingkat kampung dan kelurahan lebih maju, mandiri dan inovatif.
“Perlombaan tingkat kampung dan kelurahan juga merupakan program strategis nasional,” kata Legius Wanimbo di Manokwari, Senin (21/8/2023).
Legius menjelaskan kriteria penilaian dibagi menjadi tiga kategori yaitu bidang pemerintahan dengan 30 indikator, bidang kewilayahan ada tujuh indikator, dan bidang kemasyarakatan sebanyak 13 indikator.
Bidang pemerintahan seperti laporan penyelenggaraan pemerintahan desa/kelurahan, kemudian bidang kewilayahan meliputi peta resiko rawan bencana, dan bidang kemasyarakatan antara lain dokumentasi kegiatan gotong royong.
“Jadi masing-masing bidang punya indikator penilaian yang harus terpenuhi dalam penentuan juara,” jelas Legius.
Untuk tahun 2023, kata dia, ada tiga kampung berhasil menjuarai lomba tingkat provinsi yaitu Kampung Banjar Ausoy (Kabupaten Teluk Bintuni) juara satu, Kampung Baru (Kabupaten Fakfak) juara dua, dan Kampung Moru (Kabupaten Teluk Wondama) juara tiga.
Selain itu, terdapat tiga kelurahan yang menjuarai lomba tersebut yakni Kelurahan Danaweria (Kabuapten Fakfak) juara satu, Kelurahan Padarni (Kabupaten Manokwari) juara dua, dan Kelurahan Wasior (Teluk Wondama) juara tiga.
“Juara satu lomba kampung dan kelurahan dapat piagam penghargaan dengan uang pembinaan Rp75 juta, juara dua Rp50 juta, dan juara tiga Rp25 juta,” ucap Legius Wanimbo.
Menurut dia pelaksanaan program pemberdayaan demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat tingkat kampung dan kelurahan membutuhkan sinergi kolaborasi seluruh organisasi perangkat daearah (OPD) baik provinsi maupun kabupaten.
Dengan demikian, 884 kampung yang tersebar pada tujuh kabupaten yaitu Manokwari, Manokwari Selatan, Pegunungan Arfak, Teluk Bintuni, Teluk Wondama, Fakfak, dan Kaimana berpotensi memenangkan lomba tingkat regional dan nasional.
“Karena ujung tombak keberhasilan pembangunan berada di kampung-kampung dan kelurahan, makanya semua lembaga harus berkolaborasi,” ujar Legius.
Ia menuturkan bahwa Penjabat Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw telah menginstruksikan rencana program kerja OPD pemerintah provinsi difokuskan untuk membangun wilayah perkampungan.
Hal ini merujuk pada salah satu variabel penentuan besaran dana alokasi umum (DAU) dan dana otonomi khusus (otsus) yakni pembangunan kesejahteraan masyarakat kampung/kelurahan.
“Pak gubernur sudah sampaikan bahwa pimpinan OPD belanja masalah di kampung, supaya program kerja yang dilaksanakan bisa berdampak ke masyarakat,” kata Wanimbo.
Ia menjelaskan program pembangunan semua aspek yang diorientasikan ke wilayah kampung/keluruhan berdampak positif terhadap peningkatan sumber daya manusia (SDM) Papua Barat secara keseluruhan.
Dengan demikian, pengembangan terhadap potensi kampung dan perbaikan indeks pembangunan manusia (IPM) Papua Barat mengalami peningkatan sesuai ekspektasi.
“Sebelum pemekaran, IPM Papua Barat tahun 2022 adalah 65,89 meningkat 0,63 poin dari tahun sebelumnya. Dengan fokus pengembangan kampung, dampaknya ke IPM,” jelas Legius Wanimbo. (SWF)