Melalui Musik Tradisional, Lapas Manokwari Bentuk Karakter Positif Warga Binaan
MANOKWARI — Lapas Kelas IIB Manokwari terus menunjukkan komitmennya dalam membina warga binaan melalui berbagai kegiatan positif. Salah satu upaya terbaru adalah pelatihan seni budaya dengan fokus pada musik tradisional Papua.
Kegiatan yang berlangsung di lapangan Lapas ini disambut antusias oleh warga binaan yang berkesempatan belajar dan memainkan beragam alat musik tradisional khas Papua, Rabu (18/9/2024)
Kepala Lapas (Kalapas) Manokwari, Sudarno, turut hadir mendampingi jalannya pelatihan ini. Ia memberikan arahan serta motivasi kepada warga binaan. Menurutnya, program ini tidak hanya bertujuan melestarikan warisan budaya, tetapi juga sebagai sarana untuk mengembangkan potensi diri dan memperkuat solidaritas antarwarga binaan.
“Pembinaan musik tradisional ini bukan hanya untuk melestarikan budaya, tetapi juga untuk membangun karakter dan memperkuat kebersamaan di antara mereka,” ujar Sudarno.
Dalam kegiatan ini, warga binaan diperkenalkan dengan berbagai alat musik tradisional Papua, seperti tifa dan alat musik petik. Mereka juga mendapat kesempatan mempelajari sejarah dan teknik memainkan alat-alat tersebut, baik secara individu maupun berkelompok. Salah satu warga binaan, FK, yang sudah terbiasa memainkan stand bass tradisional sejak kecil, turut ambil bagian dalam pelatihan ini.
Kalapas Manokwari menekankan bahwa pembinaan seni ini memberikan dampak positif bagi mental dan sosial warga binaan.
“Kami ingin mereka merasa bangga dengan budaya lokal. Musik tradisional adalah medium yang efektif untuk menumbuhkan kecintaan terhadap budaya serta memperkuat rasa saling menghormati,” jelasnya.
Program pembinaan seni ini merupakan bagian dari upaya rutin Lapas Manokwari untuk mengembangkan keterampilan dan sikap positif warga binaan. Setiap warga didorong untuk aktif dalam kegiatan edukatif dan rekreatif yang diharapkan dapat mempercepat proses pemulihan sosial, sehingga mereka lebih siap kembali ke masyarakat.
“Kami berharap program ini dapat terus berlanjut dan berkembang, agar mereka membawa keterampilan dan nilai-nilai positif saat kembali ke lingkungan sosialnya,” tutup Sudarno.
Dengan dukungan penuh dan partisipasi aktif, program musik tradisional ini diharapkan menjadi langkah efektif dalam membangun karakter positif, serta menumbuhkan rasa bangga dan cinta terhadap budaya Papua yang kaya. (rls/pbn)