Omicron Ancam Papua Barat
MANOKWARI – Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Provinsi Papua Barat mengimbau agar seluruh elemen masyarakat di wilayah setempat, tetap mewaspadai penularan varian Omicron yang notabene lebih cepat dari varian lainnya.
Ketua Harian Satgas Covid-19 Papua Barat Derek Ampnir mengatakan, masyarakat harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat untuk menekan penularan virus. Selain itu, masyarakat yang baru menerima vaksin dosis pertama ataupun kedua, diharapkan segera melakukan vaksinasi dosis ketiga guna meningkatkan imunitas tubuh.
“Kuncinya itu, pakai masker dan vaksinasi,” kata Derek kepada awak media di Manokwari, Rabu (16/2/2022) siang.
Menurut dia, vaksinasi yang rutin diselenggarakan tidak akan memberikan hasil positif jika masyarakat mengabaikan protokol kesehatan. Sebab, vaksinasi dan protokol kesehatan menjadi solusi agar masyarakat terbebas dari penularan virus.
“Sekarang itu tergantung kedisiplinan masyarakat. Sudah hampir dua tahun pemerintah terus sosialisasi bahaya virus Covid-19 ini,” ucap dia.
Saat ini, sambung Derek, varian Omicron telah terdeteksi di Papua Barat berdasarkan hasil pemeriksaan 7 dari 10 sampel yang dikirim ke Laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan di Jayapura, Papua. Oleh karena itu, kewaspadaan perlu ditingkatkan dengan mengikuti semua aturan yang dikeluarkan pemerintah.
“Tiga sampelnya rusak. Itu yang dikirim oleh Gugus Tugas Kota Sorong,” jelas Derek.
“Kalau spesimen yang dikirim Manokwari, masih dalam pemeriksaan,” ujarnya lagi.
Dirinya menduga sudah terjadi transmisi lokal penularan varian Omicron di Papua Barat. Hal ini ditandai dengan peningkatan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 selama sepekan terakhir dan sifat Omicron yang mudah menyebar dibandingkan varian lainnya.
“Kalau kita baca analisa data sekarang, mesti kita katan sudah. Kita dalam situasi buruk,” ucap Derek Ampnir.
Melihat perkembangan kasus, Papua Barat mulai masuk ke gelombang ketiga pandemi Covid-19. Gelombang ini mampu dicegah dengan kedisiplinan protokol kesehatan dan imunisasi atau vaksinasi.
“Laporan kasus yang meningkat ini ya Omicron sudah masuk, tinggal kita tunggu hasil pemeriksaan lab saja,” ujarnya.
Derek kemudian mengingatkan agar seluruh fasilitas umum wajib menggunakan aplikasi PeduliLindungi guna mendeteksi virus. Penggunaan aplikasi tersebut telah diinstruksikan oleh Gubernur Papua Barat.
“Tinggal gugus tugas kabupaten/kota melakukan pemantauan di fasilitas-fasilitas umum,” paparnya.
Terpisah, Juru Bicara Satgas Covid-19 Provinsi Papua Barat dr Arnold Tiniap menerangkan, masih ada 18 sampel yang dikirim oleh Dinas Kesehatan Papua Barat untuk diteliti di Lab Balitbang Kemenkes di Jayapura. “Hasilnya kami masih tunggu,” kata Arnold.
Ia pun berkesimpulan bahwa peningkatan kasus terkonfirmasi positif belakang ini merupakan bagian dari penularan varian Omicron. Karena Omicron lebih cepat menular ketimbang varian Delta dan Alpa. “Kita bisa menarik kesimpulan demikian,” jelasnya.
Ia melanjutkan, masyarakat yang telah menerima vaksinasi dosis ketiga tidak perlu khawatir berlebihan dan cukup mendisiplinkan diri dengan mematuhi protokol kesehatan ketika beraktivitas di luar rumah. Hingga kini, tingkat penggunaan tempat tidur di rumah sakit (Bed Occupancy Rate/BOR) masih di bawah 50%.
“Kondisi oksigen kita masih aman. Masyarakat tidak perlu khawatir, tapi juga jangan abaikan protokol kesehatan,” tegas Arnold.
Data Satgas Covid-19 Papua Barat, per 15 Februari 2022 terjadi penambahan kasus positif sebanyak 343 orang. Jumlah ini tersebar di Kota Sorong 93 kasus, Manokwari 89 kasus, Fakfak 42 kasus, Teluk Bintuni 36 kasus, Kabupaten Sorong 30 kasus, Kaimana 17 kasus, Teluk Wondama 13 kasus, Raja Ampat 9 kasus, Sorong Selatan 6 kasus, Manokwari Selatan 3 kasus, Maybrat 3 kasus dan Tambrauw 2 kasus.
Sedangkan jumlah pasien positif yang sembuh pada hari yang sama tercatat ada 65 orang. Mereka berasal dari Kota Sorong ada 24 orang, Kaimana 13 orang, Manokwari 12 orang, Kabupaten Sorong 8 orang, Fakfak 4 orang, Sorong Selatan 3 orang dan Raja Ampat 1 orang.
Untuk akumulasi jumlah pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia ada 358 orang atau 1,4% dari total seluruh kasus Covid-19 yang melanda Papua Barat. (PB15)