Papua Barat Siapkan Perpustakaan Berkonsep Museum Mini
MANOKWARI – Pemerintah Provinsi Papua Barat menyiapkan pembangunan perpustakaan daerah berkonsep museum mini guna menyimpan seluruh arsip dan dokumen yang berkaitan dengan sejarah pembentukan provinsi.
“Perpustakaan itu memiliki peran literasi sekaligus museum mini. Sekarang tidak hanya berbicara buku, tapi dokumen yang memiliki nilai sejarah,” kata Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Papua Barat Barnabas Dowansiba di Manokwari, Selasa (1/8/2023).
Ia menjelaskan bahwa perpustakaan yang nantinya dibangun di Kabupaten Manokwari, akan dilengkapi dengan sarana prasarana berbasis perpustakaan digital dan stand UMKM.
Selain itu, ada lokasi penyimpanan pakaian adat dari tujuh kabupaten di Papua Barat yaitu Manokwari, Manokwari Selatan, Pegunungan Arfak, Teluk Bintuni, Teluk Wondama, Kaimana, dan Fakfak.
“Perpustakaan sekarang sudah multidimensi. Konsep besarnya ya itu, menjadi museum mini. Semua karya asli orang Papua perlu dilestarikan,” jelas Barnabas.
Saat ini, kata dia, ada dua lahan yang opsi pembangunan perpustakaan berkonsep museum mini dengan luasan masing-masing satu hektare dan satu hektare lebih.
Kedua lahan tersebut terlebih dahulu dilakukan pengkajian oleh tim teknis pemerintah provinsi, sehingga pembangunan perpustakaan memberikan nilai manfaat bagi masyarakat Papua Barat.
“Lokasinya harus dikaji dulu baik dari sisi strategis, legalitas lahan, harga, dan lainnya,” ucap Barnabas.
Dia menerangkan alokasi anggaran pembangunan perpustakaan tersebut diakomodasi melalui dana alokasi khusus (DAK) fisik dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Tekonologi (Kemendikbud).
Dengan demikian, pemerintah provinsi akan segera menindaklanjuti dengan laporan jika seluruh kajian lahan pembangunan perpustakaan rampung.
“Kami sudah berkoordinasi dengan kementerian dalam hal ini Ditjen Aset. Setelah kajian rampung, kami laporkan ke gubernur kemudian dilanjutkan ke kementerian,” jelas Barnabas Dowansiba.
Menurut dia pemerintah daerah berkomitmen melestarikan seluruh nilai budaya dan sejarah orang asli Papua, dengan tujuan agar tidak tergerus oleh perkembangan era digitalisasi.
Pembangunan perpustakaan berkonsep musuem mini merupkana wujud komitmen dari pemerintah daerah, sehingga generasi muda Papua dapat mengetahui sejarah secara komprehensif.
“Kalau tidak dilestarikan dari sekarang, generasi yang akan datang tidak akan mengetahui sejarah dan karya seni orang asli Papua,” ucap Barnabas Dowansiba. (SWF)