Hanya Tuhan dan Surya Paloh yang Tahu
JAKARTA – Dua hari ini akan menjadi amat menentukan bagi Partai NasDem. Rapat kerja nasional (rakernas) yang mereka gelar mulai kemarin hingga hari ini, Jumat, 17 Juni 2022, kudu mengerucutkan kandidat calon yang akan mereka sokong dalam pemilihan presiden 2024. Targetnya, rakernas bisa menghasilkan tiga nama bakal calon presiden yang dianggap paling potensial.
Rabu lalu, pada hari pertama penyelenggaraan rakernas, sejumlah nama tokoh sudah berseliweran di bursa calon presiden NasDem. Hajatan yang digelar di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Selatan, ini memang menjadi ajang Dewan Pimpinan Pusat Partai NasDem menjaring usulan dari pengurus wilayah. Beberapa nama yang mulai mengemuka tak jauh-jauh dari daftar tokoh dalam survei elektabilitas selama ini, seperti Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, Agus Yudhoyono, dan Erick Thohir.
Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali, mengatakan rakernas tak akan memutuskan dukungan kepada kandidat calon tunggal. Setelah meramu pandangan dari berbagai pengurus wilayah, kata dia, komite pengarah akan menyerahkan tiga opsi bakal calon presiden kepada Surya Paloh, Ketua Umum Partai NasDem. “Ketua umum diberi hak prerogatif,” kata Ali saat ditemui di sela penyelenggaraan rakernas NasDem, Kamis (16/6/2022).
Menurut Ali, Surya jugalah yang akan memutuskan kapan calon presiden dari NasDem bakal diumumkan. “Hanya Tuhan dan Surya Paloh yang tahu,” ujarnya. Yang jelas, tiga nama yang dirumuskan dalam rakernas kelak juga akan disosialisasi kepada masyarakat melalui pengurus daerah. “Kami lihat kecenderungan masyarakat terhadap tiga nama itu seperti apa.”
Selasa lalu, Komisi Pemilihan Umum secara resmi memulai tahapan penyelenggaraan Pemilu 2024. Pencalonan pasangan presiden-wakil presiden akan dimulai pada 19 Oktober-25 November 2023. Adapun pencoblosan digelar pada 14 Februari 2024, berbarengan dengan pemilihan anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, serta Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
Kendati masih punya waktu lebih dari setahun sebelum masa pendaftaran dibuka, sejumlah partai politik mulai menyiapkan strategi untuk menyongsong pemilihan presiden. Satu hal yang pasti, ketentuan ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) memaksa setiap partai membentuk koalisi.
Partai Golkar, misalnya, telah membangun Koalisi Indonesia Bersatu bersama Partai Amanat Nasional dan Partai Persatuan Pembangunan. NasDem, walau belum memutuskan strategi koalisi, juga telah memulai komunikasi dengan partai lain. Dua pekan lalu, Rabu, 1 Juni 2022, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyambangi markas NasDem dan bertemu dengan Surya Paloh.
Sejak awal, pengurus NasDem telah woro-woro bahwa keputusan partainya soal kandidat calon presiden bakal ditentukan dalam rakernas. Pada 2017, rakernas juga digelar untuk menyongsong pemilihan presiden 2019. Bedanya, saat itu NasDem sudah punya keputusan bulat untuk ikut mendukung pencalonan kembali Presiden Joko Widodo.
Pada hari pertama penyelenggaraan rakernas NasDem, kemarin, nama Anies, Ganjar, dan Prabowo paling mengemuka. Ketiganya selama ini menduduki tiga besar survei elektabilitas versi sejumlah lembaga riset politik. Menurut Ketua DPP NasDem Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia, Taufik Basari, partainya telah berkomunikasi dengan nama-nama tersebut sejak jauh-jauh hari. Dia mengklaim para kandidat juga merespons positif komunikasi yang dibangun partainya. “Komunikasi akan dilakukan lebih intens ketika nama calon presiden sudah final,” kata Taufik.
Taufik mengatakan nama bakal calon presiden yang akan diusung partainya masih sangat dinamis. NasDem, kata dia, masih membuka pintu bagi siapa pun. Yang terpenting, sosok calon tersebut haruslah tokoh yang nasionalis dan pluralis. Syarat ini ditentukan NasDem lantaran polarisasi dukungan setelah pemilihan umum sebelumnya masih membekas di tengah masyarakat.
Pengamat politik Ahmad Khoirul Umam menyoroti langkah NasDem dalam rakernas kali ini yang akan menghasilkan kantong bakal calon presiden yang berisi lebih dari satu nama. Banyaknya nama dalam daftar bakal calon presiden, kata dia, akan memperluas ruang manuver politik bagi NasDem. Partai ini cenderung bermain aman. “NasDem tidak menunjukkan identitas keberpihakan,” kata Direktur Pelaksana Paramadina Public Policy Institute (PPPI) ini.
Umam menduga NasDem masih menunggu dan menantikan sikap partai lain, terutama rencana Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan terhadap Ganjar Pranowo. Jika Ganjar menetap di PDIP, dia memperkirakan, NasDem akan bergabung ke barisan partai berlambang banteng dengan moncong putih itu. Jika PDIP memilih calon presiden lainnya, NasDem bisa jadi bakal membangun poros baru untuk menggalang dukungan kepada Ganjar.
Melihat rekam jejak NasDem, peneliti dari Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Aisah Putri Budiatri, juga memperkirakan partai ini lebih berhati-hati dalam mengusung calon presiden 2024. “Situasi saat ini tidak ada kandidat super-kuat dalam pemilihan presiden,” kata dia. “Berbeda dengan Jokowi dalam pemilihan presiden dan Ridwan Kamil di pemilihan kepala daerah.”
Anies Direkomendasikan 32 DPW, Ganjar 29 DPW
Pada rapat pleno, Kamis (16/6), masing-masing DPW diberikan kesempatan menyampaikan laporan dan rekomendasi selama lima menit. Menurut hasil rekomendasi yang disampaikan 34 DPW, Anies mendapat dukungan dari 32 DPW. Hanya DPW NasDem Papua Barat dan Kalimantan Timur yang tidak merekomendasikan eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.
Sedangkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendapat rekomendasi dari 29 DPW. Pimpinan wilayah NasDem yang tidak merekomendasikan Ganjar yaitu Kalimantan Timur, Banten, Kalimantan Selatan, Maluku Utara, dan Jakarta.
Rekomendasi juga diberikan DPW NasDem di seluruh Indonesia kepada sejumlah tokoh. Di antaranya, Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel direkomendasikan 19 DPW, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir direkomendasikan 15 DPW, dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa direkomendasikan 10 DPW.
Kemudian, ada nama anggota Majelis Tinggi DPP NasDem Lestari Moerdijat yang mendapat 6 rekomendasi, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo 7 rekomendasi, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) NasDem Prananda Paloh 4 rekomendasi, Bendahara DPP NasDem Ahmad Sahroni 3 rekomendasi, dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurrahman.(TEM)