Jalan Memutar Menuju 2024
JAKARTA – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil kembali bermanuver menuju bursa pemilihan presiden 2024. Emil—panggilan Ridwan Kamil—belakangan rajin bersafari politik ke sejumlah elite dan pemimpin partai, meski menolak dikaitkan dengan perannya sebagai calon presiden 2024.
Minggu lalu, Ridwan Kamil menyambangi Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan di rumah dinas Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat itu di Jalan Widya Chandra IV, Jakarta Selatan. Keduanya sempat membahas mengenai pembentukan Koalisi Indonesia Bersatu yang terdiri atas PAN, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Golkar. Ini merupakan poros pertama yang terbentuk untuk menghadapi pemilu dan pemilihan presiden.
Peserta pertemuan menyatakan persamuhan itu bersifat informal dan kekeluargaan. “Tapi ada hal-hal penting yang dibahas, seperti minyak goreng, harga pangan naik, termasuk soal Koalisi Indonesia Bersatu,” kata Sekretaris Jenderal PAN, Eddy Soeparno, Selasa (17/5/2022).
Menurut Eddy, tidak ada pembahasan soal calon presiden maupun wakil presiden dalam pertemuan itu. Meski begitu, PAN tetap membuka peluang untuk mengusung Ridwan Kamil dalam pemilihan presiden 2024. Eddy juga mengatakan mereka akan menyambut mantan Wali Kota Bandung itu dengan karpet biru jika hendak menjadi kader PAN. “Banyak prestasi Pak Ridwan yang bisa dipertimbangkan. Apalagi kepala daerah adalah presiden mini,” kata dia. “Tapi tokoh lain juga banyak.”
Setelah bertemu dengan Zulkifli Hasan, pada hari yang sama, Ridwan Kamil melipir ke rumah dinas Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto selaku Ketua Umum Partai Golkar, yang juga di Widya Chandra. Seusai persamuhan yang berlangsung sekitar satu jam itu, Ridwan membantah kehadirannya demi pemilihan presiden 2024, melainkan sekadar bersilaturahmi.
Namun dia menyebutkan ada pembahasan soal kongsi Partai Golkar, PPP, dan PAN. “Koalisi ini responsnya sangat positif. Mudah-mudahan ini juga mendukung sisa jabatan saya,” ujar gubernur yang akan purnatugas pada 2023 itu.
Belakangan, Ridwan Kamil, 50 tahun, rajin menyambangi acara partai politik. Pada 6 Maret lalu, misalnya, dia hadir dalam Musyawarah Nasional IX Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia—organisasi sayap Partai Golkar—di Gedung Merdeka, Bandung. Di sana, dia sempat menyerukan, “Airlangga presiden.” Airlangga merupakan calon presiden versi Golkar sesuai dengan hasil musyawarah nasional partai itu pada 2019.
Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan Arwani Thomafi juga menyebutkan Ridwan Kamil kerap menghadiri forum-forum yang digelar partainya. Di antaranya Musyawarah Nasional Alim Ulama PPP di Semarang, Oktober tahun lalu. Menurut Arwani, saat itu Ridwan tampak senang berkumpul dengan para kiai.
Secara tersirat, Arwani mengatakan PPP membuka peluang bagi Ridwan untuk menjadi kader. “Kalau ada tamu masuk ke rumah, kita bersilaturahmi, pingin bisa lebih dekat, bisa jadi saudara dan jadi kawan. Pada akhirnya, kalau sudah cocok, bisa bareng-bareng dalam satu rumah,” ujarnya.
Ridwan Kamil telah mendeklarasikan diri maju ke pemilihan presiden 2024 saat menghadiri Workshop Nasional PAN di Badung, Bali, Oktober tahun lalu. Dia juga menyuarakan niatnya untuk berlabuh di partai politik. Menurut Ridwan, banyak partai politik yang membuka pintu, tapi ia belum menetapkan pilihan.
Sejumlah peneliti politik menilai tipis peluang bagi Ridwan Kamil untuk maju ke bursa pilpres 2024 karena elektabilitasnya yang masih rendah. Berbagai survei menyebutkan tingkat keterpilihan dia berada dalam rentang 5 dan 10 persen di posisi calon wakil presiden. Pada 24 April lalu, misalnya, survei Populi menempatkan Ridwan Kamil sebagai calon wakil presiden urutan keempat, di bawah Sandiaga Uno, Anies Baswedan, dan Erick Thohir.
Meski demikian, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion Dedi Kurnia Syah menilai Ridwan Kamil tetap akan diperhitungkan dalam Pemilu 2024. “RK cukup menarik untuk dijadikan sebagai tokoh pemengaruh atau tim sukses,” kata dia. Posisi yang sama berlaku pada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Namun, Dedi menambahkan, jika dibandingkan dengan tokoh dari Koalisi Indonesia Bersatu, Ridwan Kamil jauh lebih potensial. Dedi menilai Ridwan Kamil berpeluang diusulkan sebagai calon wakil presiden oleh PAN. “Meskipun jika terbentuk, pasangan Airlangga-Ridwan Kamil akan menjadi calon terlemah,” kata dia.
Senada, pengajar ilmu politik di Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai berat bagi Ridwan Kamil untuk maju sebagai calon presiden 2024, juga sebagai orang nomor dua. Sebab, selain tak punya partai, elektabilitasnya kalah dari Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan. Ujang malah menduga safari yang dilakukan Ridwan Kamil sebagai lobi untuk mengamankan tiket agar bisa maju sebagai calon Gubernur Jawa Barat untuk yang kedua kalinya. “Road show tak harus terkait pencapresan,” ujar Ujang. (TMP)