KPK Isyaratkan Selidiki Jalan Rusak di Lampung
JAKARTA – Isu rusaknya infrastruktur di Provinsi Lampung memasuki babak baru. Setelah dikunjungi Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa hari lalu, kini Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengisyaratkan akan memulai penyelidikan adanya dugaan korupsi dalam pengerjaan infrastruktur di provinsi tersebut.
KPK pun membuka peluang memanggil Gubernur Lampung Arinal Djunaidi untuk meminta keterangan terkait kemungkinan penyelidikan tersebut. “Sangat mungkin untuk dilakukan penyelidikan. Sangat mungkin,” kata Wakil Ketua KPK Johanis Tanak di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Senin (8/5/2023).
Johanis mengatakan, KPK memiliki kewenangan untuk menindaklanjuti informasi mengenai indikasi terjadinya korupsi, termasuk dalam proses pembangunan jalan di Lampung. “Jadi KPK ataupun aparat penegak hukum lain mempunyai kewajiban untuk menindaklanjuti setiap informasi yang berindikasi tentunya tindak pidana korupsi,” ujar Johanis, dilansir Republika.
Dia menambahkan, pimpinan KPK juga bakal berdiskusi untuk membahas masalah pengerjaan infrastruktur di Lampung. Diskusi itu diperlukan agar dapat menentukan tindak lanjut dari KPK. “Tentunya ini akan saya sampaikan kepada teman-teman pimpinan untuk dirapatkan dan didiskusikan untuk selanjutnya disikapi, dilakukan penyelidikan manakala terindikasi itu sebagai suatu tindak pidana korupsi,” ujar dia.
Salah satu infrastruktur yang menjadi sorotan publik saat ini adalah jalanan di Lampung. Sejumlah ruas jalan diketahui mengalami kerusakan parah dan dikeluhkan masyarakat. Presiden Jokowi kemudian melakukan kunjungan ke Lampung pada Jumat (5/5/2023) pekan lalu untuk mengecek langsung kondisi kerusakan jalanan di sana. Beberapa hari sebelum kunjungan Jokowi, Pemprov Lampung mengebut perbaikan sejumlah ruas jalan. Namun, Presiden justru memilih rute lain yang ternyata masih dalam keadaan rusak parah.
Tidak hanya di jalan poros Rumbia, yang sempat viral di media sosial, jalan raya yang melintasi tiga kabupaten menuju Kota Bandar Lampung saat ini dalam kondisi rusak parah. Lubang-lubang menganga di badan jalan yang mengelupas dengan kedalaman berkisar 10 cm sampai 25 cm, mengganggu kelancaran arus lalu lintas.
Dia menambahkan, pimpinan KPK juga bakal berdiskusi untuk membahas masalah pengerjaan infrastruktur di Lampung. Diskusi itu diperlukan agar dapat menentukan tindak lanjut dari KPK. “Tentunya ini akan saya sampaikan kepada teman-teman pimpinan untuk dirapatkan dan didiskusikan untuk selanjutnya disikapi, dilakukan penyelidikan manakala terindikasi itu sebagai suatu tindak pidana korupsi,” ujar dia.
Salah satu infrastruktur yang menjadi sorotan publik saat ini adalah jalanan di Lampung. Sejumlah ruas jalan diketahui mengalami kerusakan parah dan dikeluhkan masyarakat. Presiden Jokowi kemudian melakukan kunjungan ke Lampung pada Jumat (5/5/2023) pekan lalu untuk mengecek langsung kondisi kerusakan jalanan di sana. Beberapa hari sebelum kunjungan Jokowi, Pemprov Lampung mengebut perbaikan sejumlah ruas jalan. Namun, Presiden justru memilih rute lain yang ternyata masih dalam keadaan rusak parah.
Tidak hanya di jalan poros Rumbia, yang sempat viral di media sosial, jalan raya yang melintasi tiga kabupaten menuju Kota Bandar Lampung saat ini dalam kondisi rusak parah. Lubang-lubang menganga di badan jalan yang mengelupas dengan kedalaman berkisar 10 cm sampai 25 cm, mengganggu kelancaran arus lalu lintas.
Kerusakan jalan alternatif Provinsi Lampung tersebut sudah terlihat ketika memasuki Perkebunan Karet Trikora milik PTPN VII hingga menuju Kota Metro. Meski terjadi kerusakan, arus kendaraan yang terdiri atas motor, mobil, pikap, dan truk masih melintasi jalan rusak tersebut.
Arus kendaraan dari Kota Metro, Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten Lampung Selatan, dan Kota Bandar Lampung, dari pagi hingga menjelang malam, selalu ramai. Jalan tersebut menjadi jalur alternatif selain lewat jalan lintas Sumatra. Rute jalan rusak ini dari perkebunan karet Trikora, menuju Jalan Raya Sukadamai (Kabupaten Lampung Selatan), Jalan Raya Metro Kibang (Kabupaten Lampung Timur), sampai Jalan Budi Utomo (Kota Metro). Kondisi kerusakan jalan berlubang dan bergelombang, dengan jarak berkisar 200 meter hingga 500 meter.
Pengguna jalan mau tidak mau harus melintasi jalan alternatif tiga daerah di Lampung tersebut karena lebih efisien jika dibandingkan dengan melintasi jalan lintas Sumatra. “Saya lebih memilih jalan alternatif (Metro Kibang) ini daripada lewat jalan lintas Sumatra,” kata Ruslan (54 tahun), warga Kota Bandar Lampung yang bekerja di Kota Metro.
Menurut dia, Jalan Raya Metro Kibang selain lebih cepat juga lebih aman dari bahaya kecelakaan. Tapi, ujar dia, sekarang ini Jalan Raya Metro Kibang rusak parah. “Sudah lama tidak diperbaiki lagi, kalau tidak salah, diperbaiki zaman Gubernur Lampung M Ridho Ficardo,” kata Ruslan. (REP)