Hasil Seleksi Pemain U-17 Belum Sesuai Harapan PSSI
PERSATUAN Sepak Bola Seluruh Indonesia atau PSSI telah menjaring 17 pemain dari hasil seleksi di empat kota menjelang Piala Dunia FIFA U-17 2023 yang akan digelar pada 10 November-2 Desember mendatang. Pemain hasil seleksi itu belum sesuai harapan karena kualitasnya masih di bawah tim Indonesia U-16 asuhan pelatih Bima Sakti. Kendati demikian, PSSI tetap membantu pembinaan lebih lanjut bagi para pemain hasil seleksi itu dengan merekomendasikan mereka ke akademi klub-klub Liga 1.
Seleksi pemain untuk membentuk tim sepak bola Indonesia U-17 di Piala Dunia, secara keseluruhan, berlangsung di 12 kota. Pada pekan pertama, seleksi telah berlangsung di empat daerah, yaitu Bandung, Palembang, Bali, dan Tangerang, dengan jumlah peserta 1.454 orang. Ribuan peserta seleksi itu adalah para pemain kelahiran Januari 2006 hingga Desember 2007.
Secara garis besar, PSSI mencari pemain yang menguasai beragam variasi teknik dan keterampilan sepak bola. Aspek mentalitas bertanding, postur tubuh, kemampuan kognitif, VO2max, kedisiplinan, dan koordinasi gerak badan yang prima juga menjadi bagian dari penilaian tim pemandu bakat. Dari hasil seleksi di empat kota, terdapat 17 pemain yang dinilai memenuhi kriteria. Pemain yang lolos seleksi berkesempatan mengikuti pemusatan latihan di Jakarta bersama 34 pemain yang sudah lebih dulu dipanggil.
”Ada 17 pemain yang kita dapatkan dari seleksi. Setelah kami bandingkan dengan tim yang sudah menjalani pemusatan latihan sekarang di Jakarta, kualitasnya belum mencukupi,” kata Direktur Teknik PSSI Indra Sjafri saat mengawasi proses seleksi pemain area Jakarta di Pusat Latihan Persija Jakarta di Bojongsari, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat, Sabtu (22/7/2023).
Selain area Jakarta, seleksi pekan kedua juga berlangsung di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, pada hari yang sama. Setelah itu, seleksi berlanjut di Surakarta, Banjarmasin, Medan, Surabaya, Manado, dan Makassar. PSSI tidak kehabisan harapan untuk menemukan ”permata tersembunyi” dari seluruh pelosok wilayah Indonesia.
Walaupun kualitas dari 17 pemain hasil seleksi itu belum sesuai harapan, perjalanan karier mereka belum berakhir. Para pemain itu tetap mengikuti pemusatan latihan yang berlangsung sejak 9 Juli hingga 28 Agustus mendatang.
Tes fisik
Dalam pemusatan latihan, Bima Sakti kembali melakukan tes ulang kepada seluruh pemain, termasuk tes fisik. Dalam tes fisik, ada pengukuran VO2max pemain. Bima mematok pemain harus memiliki nilai VO2max rata-rata 60-65 mililiter. Untuk pemain belakang, standar nilai VO2max adalah 56-60, kemudian 63-67 untuk gelandang, dan 57-61 bagi para penyerang. Mengingat waktu persiapan tim yang sangat singkat menjelang Piala Dunia, Bima hampir pasti hanya akan memilih pemain-pemain dengan nilai VO2max sesuai yang telah ditetapkan.
Jika pun mereka pada akhirnya tidak terpilih mewakili Indonesia di Piala Dunia U-17, PSSI sudah menyiapkan rencana selanjutnya. Menurut Indra, PSSI akan merekomendasikan para pemain yang tidak terpilih itu agar bisa direkrut tim-tim Elite Pro Academy (EPA) dari klub-klub Liga 1 Indonesia.
Langkah itu diambil karena para pemain yang lolos seleksi mempunyai potensi besar untuk terus berkembang. ”Kami menyarankan ke klub karena mereka berpotensi. Jika kembali lagi ke daerah, kami khawatir pembinaan di daerahnya kurang baik. Lebih baik kami salurkan ke klub-klub Liga 1. Di sana, akademi-akademinya sudah wajib membina para pemain U-14, U-16, U- 18, dan U-20,” ujar Indra kemudian.
Latihan di Jerman
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum PSSI Erick Thohir menjelaskan, tim U-17 Indonesia akan melaksanakan pemusatan latihan selama sebulan lebih di Jerman pada September atau menjelang Piala Dunia. Untuk itu, PSSI telah mengadakan pertemuan dengan klub Jerman, Borussia Dortmund, mengenai teknis pemusatan latihan di sana.
Ada 30 pemain dan 15 ofisial tim yang berangkat ke Jerman. Di Jerman, tim U-17 dijadwalkan berlatih tanding melawan beberapa klub setempat dengan format turnamen kecil. Tim sepak bola U-17 Jerman juga diharapkan bisa menjadi lawan tanding Indonesia.
”Tentunya, kami terus secara serius mencari 11 (pemain utama) terbaik. Kemarin, kami sudah menggelar rapat dengan tim dari Jerman yang memang khusus datang ke Indonesia untuk mulai mempersiapkan visa, tempat tinggal, dan tempat latihan,” ucap Erick.
Sebelum menjalani pemusatan latihan di Jerman, tim U-17 Indonesia direncanakan mengikuti turnamen International Youth Championship di Bali pada Agustus mendatang. Di turnamen tersebut, tim U-17 Indonesia dijadwalkan untuk melakukan uji coba versus Barcelona Juvenil A dan tim U-17 Korea Selatan.
Menjelang keberangkatan, Bima masih terus memantau perkembangan para pemain pada pelatnas di Jakarta. Pemusatan latihan menggunakan sistem promosi-degradasi.
Erick mengungkapkan, ada tujuh pemain yang sudah dicoret Bima dari 34 pemain yang dipanggil mengikuti pemusatan latihan. Pengganti tujuh pemain yang dicoret itu diambil dari 17 pemain yang lolos seleksi di empat kota.
”Kami juga mendorong seleksi yang ada di Kalimantan, Surakarta, dan Manado. Mudah-mudahan, ini bisa menyebar. Kami ingin akar rumput itu tumbuh dari bawah sehingga kita bisa mendapatkan pemain-pemain terbaik,” kata Erick kemudian. (KOM)