Olahraga

Taklukkan Vietnam, “Garuda Muda” Meruntuhkan Kemustahilan

INDONESIA meruntuhkan kemustahilan dengan membekap Vietnam, 3-2, pada semifinal sepak bola putra SEA Games Kamboja 2023, Sabtu (13/5/2023) di Kamboja. Kemenangan itu diraih ”Garuda Muda” dalam kondisi sangat sulit, yaitu bermain dengan 10 orang pemain di tengah derasnya tekanan tim lawan maupun suporter yang intimidatif.

Kemenangan atas juara bertahan edisi 2019 dan 2021 itu menunjukkan kuatnya mental pasukan Indra Sjafri. Seperti halnya pertemuan kedua tim sebelum-sebelumnya, laga itu berlangsung keras. Saking ”panas”-nya, bek kiri Indonesia, Pratama Arhan, diusir wasit karena menerima kartu kuning kedua.

Indonesia sempat unggul dua kali sebelum disamakan kembali oleh Vietnam. Pemain pengganti, Muhammad Taufany Muslihuddin, lalu menyegel kemenangan Indonesia secara dramatis berkat gol tembakan jarak jauh pada meni ke-90+6. Tangisan haru dari para pemain, staf pelatih, dan ofisial Indonesia, pun pecah.

”Laga ini sangat ketat sejak awal, sangat berat, apalagi kami sempat bermain dengan 10 orang,” kata Pelatih Indonesia Indra Sjafri dalam sesi konferensi pers seusai laga itu. Kemenangan itu mematahkan rekor buruk Indonesia atas Vietnam di sepak bola SEA Games.

Pada dua edisi sebelumnya, Indonesia selalu kalah telak dari Vietnam. Kekalahan pertama, 0-3, terjadi di final 2019. Indonesia kembali kalah dengan skor serupa di fase grup 2021 di Vietnam.

Tak pelak, kemenangan itu sekaligus menuntaskan dendam Indra atas kekalahan di final 2019. Saat itu, Garuda Muda juga diasuh Indra. Namun, ia berkata, kemenangan epik itu adalah buah kerja sama yang baik dengan asisten pelatih, seperti Bima Sakti, Kurniawan Dwi Yulianto, Sahari Gultom, dan Eko Purdjianto. Mereka barisan mantan pemain Indonesia terbaik di posisinya masing-masing.

”Terima kasih kepada para pemain yang telah menunjukkan kita punya nyali, punya mental. Itulah yang kita mau ke depan,” ujar Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia Erick Thohir mengapresiasi tim U-22 Indonesia.

Pada laga itu, Indra menurunkan trio Alfeandra Dewangga, Raehan Alif, dan Marselino Ferdinan, sebagai gelandang tengah dalam formasi dasar, 4-3-3. Dewangga, yang biasanya bermain sebagai bek tengah, dimainkan sebagai gelandang di depan empat bek. Adapun Raehan dan Marselino bertugas membantu lini serang yang ditempati Witan Sulaeman, Ramadhan Sananta, dan Fajar Rahman.

Susunan pemain ini membuat permainan Garuda Muda menjadi lebih stabil menghadapi Vietnam, tim yang punya kolektivitas, kecepatan, dan penguasaan teknik, di atas rata-rata tim Asia Tenggara.

Sejak laga dimulai, Vietnam tampil menggebu-gebu lantaran didukung ribuan suporternya yang jumlahnya jauh lebih banyak ketimbang fans Indonesia pada laga di Stadion National Olympic, Phnom Penh, itu. Setiap kali pemain Vietnam menguasai bola atau melewati pemain Indonesia, suporter Vietnam bersorak.

Tampil berani

Walaupun berada dalam intimidasi suporter lawan, para pemain Indonesia tampil berani dengan menerapkan pola pertahanan tinggi. Trio penyerang Indonesia rajin menekan barisan bek Vietnam yang membangun serangan.

Garis pertahanan tinggi itu adalah bagian dari rencana Indra yang bermaksud agar Indonesia bisa mencuri gol cepat. Hasilnya, Indonesia unggul lebih dulu pada menit ke-10 lewat tandukan Komang Teguh Trisnanda yang memanfaatkan lemparan Arhan.

Setelah unggul, Indonesia mengurangi tekanannya dan beralih ke pola 4-2-3-1 untuk memperkuat pertahanan. Dengan pilihan strategi itu, Indra mencoba mengambil keuntungan lewat serangan balik.

Saat pemain Vietnam kian mendekati garis tengah, para pemain Indonesia mengubah formasi menjadi 4–5-1, menyisakan Sananta seorang diri di garis depan. Begitu pemain Indonesia merebut bola, mereka langsung mengirimkan umpan lambung ke Sananta. Cara ini belum begitu efektif karena sangat mudah dibaca barisan belakang Vietnam.

Setelah berkali-kali menggempur pertahanan Indonesia, Vietnam mencetak gol balasan lewat Nguyen Van Tung pada menit ke-36. Indonesia berbalik unggul berkat gol M Ferarri pada menit ke-55 setelah memanfaatkan kemelut di depan gawang Vietnam.

Di tengah gempuran Vietnam, situasi menjadi sulit bagi Indonesia karena Pratama diusir wasit. Untuk menambal posisi bek kiri, Indra terpaksa menarik Witan yang beberapa kali merepotkan pertahanan Vietnam. Ia digantikan Rio Fahmi, pemain bek kiri.

Hanya saja, Rio Fahmi belum bisa menggantikan peran Arhan. Sektor sayap kiri yang dia jaga menjadi bulan-bulanan para pemain Vietnam yang mengincar gol penyeimbang. Vienam lantas mencetak gol kedua melalui gol bunuh diri Bagas Kaffa di menit ke-78.

Indonesia lalu menghukum Vietnam yang lengah melalui gol Taufany. ”Kami kecewa dan frustrasi gagal mengulangi capaian juara. Indonesia tim yang sangat kuat, bermain baik,” ujar Pelatih Vietnam Philippe Troussier.

Pada final, Selasa (16/5/2023), Indonesia akan menghadapi Thailand yang menang telak, 3-0, atas Myanmar pada semifinal lainnya. Thailand adalah pengoleksi medali emas terbanyak sepak bola putra SEA Games dengan 16 emas. (KOM)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.