EKONOMIInforial

Angka Pengangguran di Papua Barat Turun

MANOKWARI, papuabaratnews.co – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua Barat mencatat, jumlah pengangguran di wilayah setempat pada Februari 2021 sebanyak 30.311 orang. Secara absolut pengangguran turun sebanyak 2.453 orang, jika dibandingkan dengan kondisi Februari 2020 yaitu 32.764 orang.

Kepala BPS Papua Barat Maritje Pattiwaellapia mengatakan, ada beberapa faktor yang mendorong pengurangan angka pengangguran dibanding setahun yang lalu. Meliputi, pelibatan masyarakat dalam proyek konstruksi di Kabupaten Teluk Bintuni seperti pembangunan jalan dan jembatan, ada penerimaan karyawan baru perusahaan kelapa sawit di Kabupaten Sorong, penerimaan panitia Pilkada tingkat distrik di beberapa kabupaten penyelenggara, dan penyerapan tenaga kerja di sektor industri pengolahan yang cukup signifikan.

“Tingkat pengangguran terbuka (TPT) turun sebesar 0,60 persen poin dari 6,78 persen (Februari 2020) menjadi 6,18 persen (Februari 2021),” kata Maritje saat menggelar konferensi pers, Senin pekan lalu.

Dia melanjutkan, karakteristik TPT menurut jenis kelamin terdiri dari TPT laki-laki turun dari 6,62 persen menjadi 6,30 persen dan TPT perempuan turun dari 7,06 persen menjadi 6,00 persen.

“Kalau Februari 2020 ke Agustus 2020 itu meningkat karena adanya pandemi Covid-19. Tetapi Agustus 2020 ke Februari turun ya, sebab sudah berlaku new normal,” terang Maritje.

Kemudian, TPT menurut daerah juga turun. Meliputi, TPT perkotaan turun signifikan dari 9,86 persen menjadi 9,27 persen dan TPT pedesaan turun dari 4,77 persen menjadi 4,27 persen.

“Orang mencari pekerjaan itu di daerah kota, karena banyak peluang. Sementara di desa terbatas,” jelas dia.

Namun, terjadi peningkatan TPT sesuai jenjang pendidikan. Peningkatan signifikan terjadi pada jenjang diploma I, II dan III dari 8,93 persen (Februari 2020) naik menjadi 9,83 persen (Agustus 2020) dan terus meningkat menjadi 12,95 persen (Februari 2021).

TPT tertinggi kedua dari jenjang pendidikan universitas 10,14 persen, disusul SMA 9,58 persen, SMK 5,36 persen, SD 2,28 persen dan SMP 2,03 persen.

“Kita tahu sendiri, diploma ini punya keterampilan yang lebih spesifik ya. Dengan demikian, mereka cari pekerjaan sesuai kompetensi mereka,” terang Maritje.

Penurunan angka pengangguran juga didorong oleh banyaknya penduduk yang bekerja.

Pada Februari 2021, penduduk yang bekerja ada 459.890 orang lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi Februari 2020,

“Jumlah penduduk yang bekerja bertambah 9.631 orang,” ucap dia.

Penduduk yang bekerja, kata Maritje, dibagi dalam tiga kategori yakni pekerja penuh sebanyak 295.804 orang, pekerja paruh waktu ada 141.725 orang dan setengah menganggur sebanyak 49.361 orang.

“Bekerja penuh ya dia memenuhi jam kerja normal. Kalau paruh waktu itu bekerja kurang dari jam kerja normal tetapi masih mencari pekerjaan lain, mungkin belum puas. Dan pekerja setengah menganggur itu bekerja kurang dari jam kerja normal tetapi tidak mencari pekerjaan lain,” jelas Maritje.

Secara keseluruhan, dari 719.670 orang penduduk usia kerja pada Februari 2021, terdapat 490.201 orang yang merupakan angkatan kerja. Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020, jumlah angkatan kerja ini bertambah 7.178 orang.

Angkatan kerja mencerminkan jumlah penduduk yang secara aktual siap berkontribusi terhadap produksi barang dan jasa. Komponen pembentuk angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja dan pengangguran.

Sedangkan penduduk yang bukan angkatan kerja pada Februari 2021 tercatat ada 229.469 orang.

“Bukan angkatan kerja itu sama sekali tidak bekerja, mungkin hanya mengurus rumah tangga dan masih sekolah,” pungkas dia. (PB15)

 

Berita ini Telah Diterbitkan di Harian Papua Barat News Edisi Senin 10 Mei 2021

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.