Kabel Optik Palapa Ring Sering Putus Terlindas Alat Berat
MANOKWARI, papuabaratnews.co – Upaya pemerintah melakukan pemerataan akses jaringan telekomunikasi dan internet di kawasan Indonesia Timur melalui program Palapa Ring Timur khususnya di wilayah Provinsi Papua Barat mengalami hambatan, lantaran kabel serat optik sering putus.
Operator Maintenance Kabel Serat Optik, Edward, menuturkan, putusnya kabel optik disebabkan ikut terlindas alat berat saat memperbaiki kondisi jalan yang rusak parah di ruas jalan Trans Papua Barat tepatnya di Kampung Mamey Distrik Tahota, Manokwari Selatan. Padahal, kedalaman pemasangan kabel mencapai 150 meter.
“Terhitung sudah lima kali kami sambung kembali kabel serat optik yang putus akibat terlindas alat berat di lokasi,” ujar dia saat dikonfirmasi awak media belum lama ini.
Pemasangan kabel optik Palapa Ring Timur ini ditargetkan rampung pada 17 Agustus 2019 mendatang, akan tetapi mengalami kemunduran lantaran kondisi sering putusnya kabel di ruas Jalan Kampung Mamey Distrik Tahota.
“Pastinya kami tunda, karena kondisi jalan rusak apalagi kalau musim hujan terpaksa hentikan pekerjaan sampai kondisinya benar- benar stabil baru pekerjaan dapat dilanjutkan lagi, ” katanya.
Dia menuturkan, saat ini pekerjaan kabel optik tersebut belum juga semuanya terealisasi karena akibat kondisi jalan Kampung Mamey belum juga berjalan maksimal. Hal ini kita perlu antisipasi lagi.
“Kalau jalan belum baik, terus kita pasang lagi kabel optiknya nanti pasti putus lagi,” tuturnya.
“Yang kami perbaiki itu sampai 200 meter dan pemasangan juga belum permanen karena mengikuti kondisi jalan yang belum juga diperbaiki,” kata dia menambahkan.
Dia pun berharap, persoalan kerusakan jalan di Kampung Mamey Distrik Tahota yagn menghubungkan Kabupaten Manokwari Selatan dan Kabupaten Teluk Bintuni dapat diselesaikan oleh instansi terkait, sehingga realisasi proyek Palapa Ring pun dapat dituntaskan.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatikan (Menkoinfo) RI, Rudiantara, mengatakan, proyek Palapa Ring akan selesai dan dioperasikan pada tahun 2019. Secara keseluruhan dari 514 kabupaten/kota di Indonesia belum terhubungkan dengan boarband (internet kecepatan tinggi).
Dengan demikian, program Palapa Ring menjadi formulasi meningkatkan konektivitas jaringan internet berkecepatan tinggi di seluruh daerah.
Untuk kawasan timur Indonesia, proyek Palapa Ring Timur akan mengintegrasikan jaringan yang sudah ada (existing network) dengan jaringan baru (new network) sepanjang 4.450 km dan terdiri dari sub marine cable 3.850 km dan land cable 600 km, beserta landing point 15 titik pada 21 kabupaten/kota.
“Internet kecepatan tinggi ini target selesainya tahun ini (2019,red). Di Papua dan Papua Barat itu ada daerah new network dan existing network, jadi pakai fiber optik. Kalau di wilayah pegunungan digunakan sistem microwave links,” ujar dia saat meninjau proyek Palapa Ring Timur di Manokwari tahun 2018 silam.
Selama ini terjadi kepincangan dari sisi kualitas jaringan telekomunikasi dan harga antara kawasan barat, tengah dan timur Indonesia.
Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal, maka secara khusus di Provinsi Papua Barat akan dibangun 400 Base Transceiver Station (BTS) sebagai wujud nyata pemerataan akses layanan komunikasi dan internet.
“Sekarang ini di Jawa kencang jaringan dan di sini (Indonesia Timur,red) lemot dan harganya di sini relatif lebih mahal dibandingkan dengan di Jawa,” terang dia.
Dorongan pemerintah tersebut bertujuan untuk pemerataan sarana telekomunikasi dan informasi khususnya di daerah yang masuk dalam wilayah 3T (tertinggal, terluar, terdepan) dan perbatasan Indonesia.
“Misalnya di Jakarta itu 4G kecepatan 7mbps ya di sini harus sama,” ucap dia.
Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal, maka secara khusus Provinsi Papua Barat menjadi provinsi dengan usulan pembangunan Base Transceiver Station (BTS) terbanyak yakni 105 BTS.
Pengerjaan paket Palapa Ring Timur dibagi dalam sembilan project yakni project 9 sampai project 17. Selanjutnya, pemasangan kabel serat optik (pita lebar) bawah laut pada paket Palapa Ring Timur telah rampung, sedangkan pemasangan kabel darat sudah mencapai 95 persen.
“Kalau radio link dari total 62 sight dengan hope 59 belum satupun realisasi, karena mengalami kendala geografis,” tutup dia.(PB14)