Hari Hepatitis Sedunia
SETIAP tanggal 28 Juli diperingati sebagai Hari Hepatitis Sedunia atau World Hepatitis Day. Peringatan internasional ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan virus hepatitis, yang menyebabkan peradangan hati dan mengakibatkan penyakit parah, termasuk kanker hati. Peringatan Hari Hepatitis Sedunia diinisiasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).
Merujuk pada situs WHO yang mengusung tema Hari Hepatitis Sedunia 2023 dengan slogan “One Life, One Liver”. Tema ini mengajak masyarakat agar lebih waspada terhadap hepatitis dimana manusia memiliki “Satu Kehidupan, Satu Hati”, dan Hepatitis dapat menghancurkan keduanya.
Sejarah Hari Hepatitis Sedunia
Tanggal 28 Juli dipilih sebagai Hari Hepatitis Sedunia untuk memperingati ilmuwan pemenang hadiah Nobel Dr Baruch Blumberg. Beliau menemukan virus hepatitis B (HBV) serta mengembangkan tes diagnostik dan vaksin untuk virus tersebut.
Dr. Blumberg menemukan virus hepatitis B pada tahun 1967, dan dua tahun kemudian ia mengembangkan vaksin hepatitis B yang pertama. Pencapaian ini memuncak saat Dr. Blumberg memenangkan Hadiah Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1976.
Gambaran Umum Hepatitis
Hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh berbagai virus infeksius dan agen non-infeksius yang menyebabkan berbagai masalah kesehatan hingga berakibat fatal. Ada lima jenis utama virus hepatitis dibagi menjadi tipe A, B, C, D dan E. Meskipun semuanya menyebabkan penyakit hati, terdapat perbedaan dalam hal cara penularan, tingkat keparahan penyakit, distribusi geografis, dan metode pencegahan. Secara khusus, tipe B dan C menyebabkan penyakit kronis pada ratusan juta orang dan bersama-sama menjadi penyebab paling umum dari sirosis hati, kanker hati dan kematian yang berhubungan dengan virus hepatitis. Diperkirakan 354 juta orang di seluruh dunia hidup dengan hepatitis B atau C, dan bagi sebagian besar, tes dan pengobatan masih belum terjamah.
Gejala Hepatitis
Banyak orang dengan hepatitis A, B, C, D atau E hanya menunjukkan gejala ringan atau tidak menunjukkan gejala sama sekali. Namun, setiap bentuk virus dapat menyebabkan gejala yang lebih parah. Gejala hepatitis secara umum dapat berupa demam, malaise (badan terasa lemas), kehilangan nafsu makan, diare, mual, rasa tidak nyaman pada perut, air kencing berwarna gelap dan penyakit kuning (menguningnya kulit dan bagian putih mata). Dalam beberapa kasus, virus ini juga dapat menyebabkan infeksi hati kronis yang kemudian dapat berkembang menjadi sirosis (jaringan parut pada hati) atau kanker hati.
Pengobatan Hepatitis
Vaksin yang aman dan efektif tersedia untuk mencegah virus hepatitis B (HBV). Vaksin ini juga mencegah perkembangan virus hepatitis D (HDV) dan diberikan pada saat bayi baru lahir. Infeksi hepatitis B kronis dapat diobati dengan agen antivirus. Pengobatan dapat memperlambat perkembangan sirosis, mengurangi insiden kanker hati dan meningkatkan kelangsungan hidup jangka panjang. Hanya sebagian orang dengan infeksi hepatitis B kronis yang memerlukan pengobatan. Vaksin juga tersedia untuk mencegah infeksi hepatitis E (HEV), meskipun saat ini belum tersedia secara luas. Tidak ada pengobatan khusus untuk HBV dan HEV dan rawat inap biasanya tidak diperlukan. Disarankan untuk menghindari pengobatan yang tidak perlu karena efek negatif pada fungsi hati yang disebabkan oleh infeksi ini.
Hepatitis C (HCV) dapat menyebabkan infeksi akut dan kronis. Beberapa orang sembuh dengan sendirinya, sementara yang lain mengalami infeksi yang mengancam jiwa atau komplikasi lebih lanjut, termasuk sirosis atau kanker. Sampai sekarang tidak ada vaksin untuk hepatitis C. Obat-obatan antivirus dapat menyembuhkan lebih dari 95% orang yang terinfeksi hepatitis C, sehingga mengurangi risiko kematian akibat sirosis dan kanker hati.
Virus Hepatitis A (HAV) paling sering ditemukan di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah karena berkurangnya akses ke sumber air bersih dan dapat diandalkan serta meningkatnya risiko makanan yang terkontaminasi. Virus ini dapat menular melalui rute makanan dan minuman yang dikonsumsi. Vaksin yang aman dan efektif tersedia untuk mencegah hepatitis A. Sebagian besar infeksi HAV bersifat ringan, dengan sebagian besar orang sembuh sepenuhnya dan mengembangkan kekebalan terhadap infeksi lebih lanjut. Namun, infeksi ini juga jarang menjadi parah dan mengancam nyawa.
Sebuah studi WHO menemukan bahwa sekitar 4,5 juta kematian dini dapat dicegah di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah pada tahun 2030 melalui vaksinasi, tes diagnostik, obat-obatan, dan kampanye pendidikan. Strategi hepatitis global WHO, yang didukung oleh semua negara anggota WHO, bertujuan untuk mengurangi infeksi hepatitis baru hingga 90% dan kematian hingga 65% antara tahun 2016 dan 2030.
Akhir kata, mari kita semua berpatisipasi aktif dalam memperingati Hari Hepatitis Sedunia, dengan cara : 1) Selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah Hepatitis; 2) Ibu hamil segera periksa Hepatitis B; 3) Berikan imunisasi Hepatitis B secara lengkap dan tepat waktu pada bayi untuk memberikan perlindungan dari Hepatitis B; 4) Temukan secara dini kasus hepatitis dengan program deteksi dini Hepatitis B dan C; 5) Tangani segera infeksi hepatitis dengan melakukan tatalaksana atau pengobatan secara tepat sesuai anjuran dokter hingga sembuh dan virus terkontrol sehingga tidak menularkan ke orang lain, dan; 6) Bersama-sama melakukan upaya pencegahan dan pengendalian secara dini dan tepat sehingga hepatitis dapat dieliminasi. (*)
Lettu Ckm dr. Andrea Evans Khosasih, Dokter Rindam XVIII/Kasuari Manokwari Selatan, Papua Barat