Inforial

Yakobus Harewan Laksanakan Diseminasi Terkait Optimalisasi Pemanfaatan APL

RANSIKI – Kepala Dinas Pekerjaan Umum Manokwari Selatan (Mansel), Yakobus Harewan melaksanakan diseminasi hasil penelitian disertasi sebagai salah satu tugas akhir S3 Lingkungan Hidup Unipa, di Ruang Rapat Bupati Mansel, Ransiki, Rabu (12/7/2023).

Pada disertasi tersebut Harewan mengangkat judul Optimalisasi Pemanfaatan Areal Penggunaan Lain (APL) Dalam Rangka Pembangunan Berkelanjutan di Kabupaten Manokwari Selatan. Menurut Harewan, ada tiga tujuan utama pada disertasi yang ia buat tersebut.

“Yang pertama itu untuk melihat daya dukung APL yang akhirnya kita tahu, dengan adanya pengaruh komponen lingkungan lain hanya terbatas pada 24.925 hektare. Kemudian tujuan kedua optimalisasi lahan APL, dan yang ketiga yakni persepsi Pemda dalam rangka mengelola APL itu sendiri,” tuturnya.

Dalam disertasinya itu, Harewan membahas efektifitas pengelolaan APL untuk memberi kontribusi kepada pemilik hak ulayat dan juga kepada Pemda.

“Karena dengan keterbatasan lahan APL, saya khawatir 20 sampai 30 dengan adanya pertambahan jumlah penduduk dan aktifitas pembangunan, ada orang asli di daerah ini yang akan kehilangan tanah. Kemudian yang kedua, rasa penasaran saya. Tanah yang begitu subur, kenapa menjadi lahan tidur. Itu juga menjadi alasan mengapa saya undang OPD teknis terkait untuk kita bahas itu,” ujarnya.

Dengan adanya karya ilmiah ini, kata Harewan bisa dimanfaatkan oleh setiap pihak untuk mendapat sumber kredibel.

“Bisa membuka wawasan orang terkait kondisi APL yang ada di Mansel. Sama kayak tadi ada masyarakat katakan, ternyata tanah APL kita hanya sedikit saja,” ucapnya.

Kata Harewan 24.925 hektare APL ini harus ditata dengan baik untuk bisa dimanfaatkan dengan maksimal.

“Kawasan ini saya sajikan untuk dimanfaatkan sebagai kawasan pemukiman warga. Ini adalah solusi untuk persoalan yang harus diperhatikan kedepannya,” jelasnya.

“Sekalipun nantinya Mansel berubah menjadi lebih banyak gedung bertingkat, tapi kawasan khusu jangan diganggu, seperti rawa, hutan manggrove, sepadan sungan, sepada pantai, hutan belukar. Karena kalau aliran air deras, mereka ini yang jadi penampung air di permukaan, sekaligus menjadi area suplai air di bawah tanah,” ungkapnya.

“Tahun depan saya sudah kembali menjadi masyarakat (pensiun, red). Tapi dengan pemikiran saya sebagai seorang ilmuwan, akan terus memberikan kontribusi,” tegasnya. (ADK)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.