Berita Utama

Bupati Waran akan Bertemu Mendagri dan Menkeu

  • Bahas Tambahan Refocusing Anggaran 20 Persen

RANSIKI, papuabaratnews.co – Bupati Manokwari Selatan Markus Waran dalam waktu dekat ini akan bertemu Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dan Menteri Keuangan (Menkeu) untuk membahas tambahan refocusing anggaran sebesar 20 persen.

Bupati Waran menuturkan, belum lama ini dia menerima surat tentang adanya tambahan refocusing anggaran tersebut. Dia menilai dengan APBD yang sudah terbatas, tambahan refocusing anggaran ini tentu akan sangat berdampak negatif bagi pembangunan daerah.

“Kemarin ada surat lagi, bahwa kami (pemda) harus melakukan refocusing lagi sebesar 20 persen. Apabila situasinya seperti ini, bisa-bisa kami tidak bisa merealisasikan semua program dan kegiatan yang ada. Untuk itu dalam waktu dekat, saya bersama OPD terkait akan bertemu dengan Mendagri dan Menkeu untuk menyampaikan hal tersebut,” kata Bupati Waran di Ransiki, Senin 21 Juni 2021.

Pembangunan infrastruktur jalan di Distrik Oransbari. [Foto: PB News/DIKA]
Menurut Bupati Waran, apabila kebijakan tambahan refocusing anggaran itu dilaksanakan maka akan semakin memperparah perekonomian di Mansel.

“Saat ini saja sudah banyak yang tidak melakukan aktivitas secara optimal karena terdampak pandemi Covid-19 ini. Padahal anggaran yang direfocusing 15 persen, apalagi ada lagi tambahan refocusing anggaran,” ujarnya.

Meskipun begitu Bupati Waran menegaskan Pemerintah daerah dan Forkopimda berkomitmen untuk terus bekerja sama menangani setiap dampak negatif yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19.

“Kami terus melakukan komunikasi untuk mengajak masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan. Ini perlu untuk memutus rantai penularan virus korona. Karena virus ini nyata dan masih ada, kita jangan menganggap remeh,” katanya.

Bupati Waran lalu meminta setiap elemen masyarakat untuk bekerjasama untuk menanggulangi penyebaran Covid-19. Keberhasilan penanganan Covid-19 adalah kunci pemulihan ekonomi masyarakat.

“Kita sudah beberapa kali melakukan vaksinasi, tapi masih banyak warga yang tidak mau divaksin. Hal itu disebabkan adanya informasi negatif (hoaks) dari media sosial sehingga masyarakat menjadi takut. Karena itu kami tengah berkoordinasi untuk memberikan informasi yang benar kepada masyarakat. Kita semua perlu bahu-membahu menangani pandemi ini,” terangnya. (PB24)

 

**Berita ini Telah Diterbitkan di Harian Papua Barat News Edisi Selasa 22 Juni 2021

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.