Berita Utama

Enam Distrik Terdampak Banjir di Kota Sorong

SORONG – Banjir melanda Kota Sorong setelah hujan mengguyur selama empat jam pada Selasa (11/10/2022) sore. Diperkirakan lebih dari 1.000 keluarga yang tersebar di enam distrik terdampak banjir.

Kepala Seksi Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sorong, Donatus Rahanau mengatakan, banjir terjadi setelah hujan melanda pukul 13.25 WIT sampai pukul 17.40. Selain itu, terjadi kenaikan air akibat pasang laut hingga 1,5 meter sekitar pukul 20.00.

Adapun keenam distrik yang terdampak banjir yakni Sorong, Manoi, Malaimsimsa, Sorong Utara, Klaurung, dan Sorong Timur. Ketinggian air mencapai 15 sentimeter hingga 50 cm.

”Berdasarkan pantauan kami hingga Rabu siang, warga yang mengungsi telah kembali ke rumahnya karena air telah surut. Kami masih terus memantau enam distrik yang terdampak banjir,” kata Donatus, Rabu (12/10/2022).

Donatus menuturkan, kondisi banjir diperparah dengan meluapnya air dari sungai dan saluran drainase yang rusak. ”Seluruh jajaran BPBD Kota Sorong saat ini telah bersiaga mengantisipasi banjir susulan. Sebab, kondisi cuaca masih berawan hingga kini sehingga berpotensi kembali terjadi hujan di Kota Sorong,” ujarnya.

Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Domine Eduard Osok Sorong Suharyadi memaparkan, intensitas curah hujan sebelum terjadi banjir mencapai 49,7 milimeter. Intensitas hujan ini masuk kategori sedang.

”Diharapkan masyarakat yang berada di daerah rawan bencana hidrometeorologi meningkatkan kewaspadaannya. Berdasarkan prakiraan kami, hujan akan terjadi di Kota Sorong hingga akhir tahun ini,” ujar Suharyadi.

Akademisi dari Fakultas Teknik Lingkungan Universitas Muhammadiyah Sorong, Anif Farida, berpendapat, banyak drainase, khususnya di daerah permukiman padat, dalam kondisi yang tidak layak. Selain itu, ukuran drainase kecil sehingga daya tampung airnya rendah.

Ia menilai kondisi saluran drainase di wilayah Kota Sorong juga tidak digunakan sesuai peruntukannya. ”Fungsi drainase untuk mengurangi genangan air saat terjadi hujan. Namun, banyak saluran drainase dalam kondisi tertutup dan lokasinya dipakai aktivitas para penjual,” ujar Anif.

Penjabat Wali Kota Sorong George Yarangga menyatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Papua Barat dalam upaya penanganan banjir di Kota Sorong. Upaya tersebut tidak hanya revitalisasi saluran air, tetapi juga pembangunan kanal buatan.

”Penjabat Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw sudah memberikan arahan dalam penanganan banjir di Kota Sorong. Kami akan menggelar rapat untuk membahas solusi mengatasi banjir yang selalu terjadi di sejumlah lokasi di Kota Sorong,” ujar George.

Berdasarkan catatan media ini, telah terjadi dua kali bencana hidrometeorologi yang berdampak besar di Kota Sorong sejak tahun 2020 hingga kini berupa banjir dan longsor. Banjir dan longsor terjadi setelah hujan deras selama berjam-jam.

Banjir dan longsor yang pertama terjadi pada 16-17 Juli 2020. Tercatat lima warga tewas dalam musibah ini. Banjir dan longsor yang kedua terjadi pada 23 Agustus 2022 yang meliputi sembilan lokasi banjir dan dua lokasi musibah longsor.

Pada peristiwa kedua itu, jumlah warga yang terdampak banjir sekitar 500 keluarga. Tiga warga meninggal karena rumahnya tertimbun material longsoran dan 10 orang lainnya luka-luka. (PBN)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.