Berita Utama

Indonesia Berjarak Satu Poin ke Babak Utama

TIM Indonesia U-23 hanya membutuhkan satu poin untuk berlaga pada Piala Asia U-23 pertama kalinya. Kemenangan mutlak, 9-0, atas Taiwan, Sabtu (9/9/2023), di Stadion Manahan, Surakarta, Jawa Tengah, pada laga Grup K Kualifikasi Piala Asia U-23 Qatar 2024 membuat skuad ”Garuda Muda” lebih berpeluang merebut tiket ke putaran final.

Indonesia hanya butuh bermain imbang melawan Turkmenistan, Selasa (12/9/2023), untuk menjaga puncak grup dan menggenggam tiket ke Piala Asia U-23 2024 di Qatar. Setelah menjalani satu laga, Indonesia dan Turkmenistan sama-sama telah mengoleksi satu kemenangan.

Namun, anak asuhan Shin Tae-yong unggul agresivitas gol atas tim negara pecahan Uni Soviet itu. Berdasarkan aturan tiebreakers Kualifikasi Piala Asia U-23 2024, jika dua tim memiliki jumlah poin setara, maka tim dengan selisih gol lebih banyak akan menduduki peringkat lebih baik.

Indonesia telah mengoleksi selisih positif 9 gol, sedangkan Turkmenistan mengalahkan Taiwan, 4-0, pada laga pertama. Dengan kondisi itu, Indonesia cukup bermain seri saat jumpa Turkmenistan, tim yang menembus babak perempat final Piala Asia U-23 2022, pada 12 September mendatang.

Meski diuntungkan dengan kondisi itu, Shin tidak ingin anak asuhannya terlena. Ia menargetkan skuad Garuda Muda menyapu bersih dua laga Grup K sehingga terbang ke Qatar 2024 dengan bekal rekor 100 persen kemenangan di babak kualifikasi.

”Dengan kemenangan besar ini, pemain pantas diberikan tepuk tangan atas performa mereka. Tetapi, mulai besok mereka sudah harus fokus bersiap untuk laga kedua. Saya yakin pemain akan tampil lebih baik melawan Turkmenistan,” ujar Shin dalam konferensi pers seusai laga.

Secara khusus, Shin memuji atmosfer penonton dan lapangan yang baik di Manahan. Dua hal itu menjadi faktor yang membantu skuad Garuda Muda tampil luar biasa.

Jika bisa lolos ke Piala Asia U-23 Qatar 2024, Shin akan menjadi Pelatih Indonesia pertama yang bisa mengantarkan tim senior dan tim U-23 Indonesia menembus putaran final turnamen antarnegara terbaik di Asia.

Pada dua kesempatan sebelumnya sebagai tuan rumah babak kualifikasi, yaitu edisi 2013 dan 2016, Indonesia selalu gagal memanfaatkan dukungan suporter untuk menembus putaran final.

Tak berdaya

Bermain di hadapan 14.540 suporter yang memadati Manahan, Indonesia membuat Taiwan tak berdaya. Pesta gol Indonesia telah dimulai oleh Marselino Ferdinan ketika pertandingan baru berlangsung 125 detik.

Dia lalu mencatatkan brace dengan mencetak gol kedua menit ke-58. Marselino, pemain klub Belgia, Deinze, mencetak gol kelima dan keenamnya untuk Indonesia U-23 itu tepat pada hari ulang tahunnya ke-19.

””Sejak awal, kami tidak menganggap remeh lawan. Hal itu membuat kami terus bekerja keras untuk mengejar gol,” kata Marselino.

Empat gol lain, masing-masing dari Ramadhan Sananta (7’), Rafael Struick (20’), Witan Sulaeman (30’), dan Rio Fahmi (41’) membuat Indonesia unggul lima gol di paruh pertama. Pada babak kedua, Garuda Muda menambah empat gol. Selain gol kedua Marselino, tiga gol dihasilkan oleh Elkan Baggott (56’), Hokky Caraka (79’), dan Pratama Arhan (85’). Indonesia berpeluang mencetak gol ke-10, tetapi eksekusi penalti Struick dihentikan kiper Taiwan.

Bagi Ramadhan dan Witan, mereka menjadi pemain dengan koleksi gol terbanyak di skuad Indonesia U-23 saat ini dengan delapan gol. Adapun Rafael, Rio, Elkan, Hokky, dan Arhan menciptakan gol pertama untuk Indonesia U-23.

Dalam laga melawan Taiwan, Shin untuk pertama kali menerapkan strategi 4-4-2 pada ajang resmi sejak menangani Indonesia pada Desember 2019. Duet Ramadhan dan Struick mengisi posisi penyerang, kemudian Marselino dan Witan menempati dua posisi gelandang sayap.

Dalam kondisi menyerang, Indonesia bermain dengan empat pemain menyerang karena Marselino dan Witan berdiri sejajar dengan dua penyerang tengah. Pada situasi bertahan, Struick bermain lebih ke dalam untuk memadatkan lini tengah menjadi berisi lima pemain.

Ketika ditanya formasi serupa akan diterapkan kembali di duel penentu kontra Turkmenistan, Shin menuturkan, keputusan terkait pola permainan baru bisa dilakukan beberapa jam jelang laga.

”Saya tidak bisa menyebutkan seperti apa formasi dan gaya permainan kami di laga kedua. Saya akan berjuang maksimal agar pemain meraih kemenangan,” ucapnya.

Dengan organisasi dan kemampuan inidividu lawan di bawah skuad Garuda Muda, Shin menginstruksikan anak asuhannya untuk menerapkan garis pertahanan tinggi. Hal itu membuat pemain Taiwan rata-rata hanya bisa menguasai bola selama tujuh detik. Penguasaan bola tim tamu dari Asia Timur berakhir akibat intersep pemain Indonesia atau salah operan.

Meskipun tampil dengan lima bek sejajar, Taiwan tidak bisa membendung 31 tembakan yang dihasilkan Garuda Muda. Sebaliknya, Taiwan hanya menciptakan satu peluang yang mengancam kiper Indonesia, Ernando Ari.

Pelatih Taiwan Tseng Tae-lin menilai, timnya melakukan banyak kesalahan di awal babak pertama yang membuat mereka kemasukan gol cepat.

”Indonesia memiliki grup pemain yang luar biasa, saya berharap Taiwan bisa mendapatkan pemain berkualitas seperti Indonesia. Saya yakin Indonesia bisa melaju ke babak utama (Piala Asia U-23),” kata Tae-lin. (KOM)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.