EKONOMI

Penduduk Papua Barat 2035 Diproyeksikan 1.385.529 Jiwa

MANOKWARI – Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan jumlah penduduk di Papua Barat bertambah dari 1.130.030 jiwa pada 2020 menjadi 1.385.529 jiwa pada 2035.

Data ini merupakan gabungan jumlah penduduk Papua Barat dan Papua Barat Daya yang saat dilakukan survei masih satu wilayah, tetapi resmi berpisah pada akhir 2022 lalu.

Pelaksana Tugas Kepala BPS Provinsi Papua Barat Lasmini di Manokwari, Selasa, mengatakan bahwa jumlah penduduk Papua Barat dan Papua Barat diproyeksikan bertambah 255.499 orang dalam waktu 15 tahun sejak 2020.

Dalam kegiatan sosialisasi hasil proyeksi pertumbuhan penduduk, dia menyampaikan bahwa selama kurun itu peningkatan jumlah penduduk diproyeksikan terjadi di 13 wilayah kabupaten dan kota di Papua Barat dan Papua Barat Daya.

Perinciannya, penduduk Kota Sorong diproyeksikan bertambah dari 283.387 menjadi 333.597 jiwa, penduduk Manokwari bertambah dari 192.297 menjadi 236.096 jiwa, penduduk Kabupaten Sorong bertambah dari 118.461 menjadi 132.475 jiwa, dan penduduk Kabupaten Teluk Bintuni bertambah dari 87.075 menjadi 99.999 jiwa.

Penduduk Kabupaten Fakfak diproyeksikan bertambah dari 84.964 menjadi 103.547 jiwa, penduduk Kabupaten Raja Ampat bertambah dari 63.731 menjadi 86.421 jiwa, penduduk Kabupaten Kaimana bertambah dari 61.947 menjadi 78.849 jiwa, dan penduduk Kabupaten Sorong Selatan bertambah dari 52.209 menjadi 66.898 jiwa.

Jumlah penduduk Kabupaten Maybrat diproyeksikan bertambah dari 42.637 menjadi 59.733 jiwa, penduduk Kabupaten Teluk Wondama bertambah dari 41.387 menjadi 56.696 jiwa, penduduk Kabupaten Pegunungan Arfak bertambah dari 38.023 menjadi 47.132 jiwa, penduduk Kabupaten Manokwari Selatan bertambah dari 35.731 menjadi 46.246 jiwa, dan penduduk Kabupaten Tambrauw meningkat dari 28.172 menjadi 37.849 jiwa.

Lasmini menjelaskan pula bahwa angka fertilitas total (Total Fertility Rate/TFR), yang menunjukkan rata-rata jumlah anak yang dilahirkan oleh setiap perempuan selama masa reproduksi, diproyeksikan turun 0,29 poin dari 2,66 pada 2020 menjadi 2,37 pada 2035.

Angka kematian bayi berusia nol sampai 11 bulan pada 2035 diproyeksikan turun 12,85 poin menjadi 25,11 dari 37,96 pada 2020.

Perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan juga diproyeksikan turun 4,79 persen dari 111,21 pada 2020 menjadi 106,42 pada 2035.

Lasmini mengatakan bahwa pemerintah membutuhkan data proyeksi pertumbuhan penduduk untuk menyusun rencana pembangunan jangka menengah maupun jangka panjang di tingkat nasional maupun regional.

Penjabat Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw mengatakan, Sensus Penduduk 2020 merupakan upaya untuk menyediakan data kependudukan sebagai basis pembangunan menuju satu data kependudukan dan juga evaluasi capaian pembangunan di bidang kependudukan.

“Proyeksi penduduk ini akan membantu pembuat kebijakan untuk memonitor dan mengevaluasi program, mengidentifikasi, serta merancang kebijakan selanjutnya,” kata Paulus Waterpauw dalam sambutan tertulis yang dibacakan Asisten II Setda Papua Barat Melkias Warinussa.

Pemanfaatan hasil proyeksi penduduk dalam perencanaan pembangunan diantaranya pengembangan ekonomi yang tepat sasaran, perencanaan pemukiman yang teratur dan berkelanjutan.

Selain itu, untuk mengantisipasi kebutuhan tenaga kerja di berbagai sektor, perencanaan kependudukan, penganggaran dan alokasi sumber daya yang tepat dan efesien, serta perencanaan sistem pendidikan agar dapat memenuhi kebutuhan pendidikan dan kebijakan Kesehatan di masa mendatang.

“Sosialisasi ini penting dilakukan agar dapat digunakan para pemangku kepentingan sebagai rujukan kebijakan yang dilakukan,” kata Paulus Waterpauw. (SEM)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.