EKONOMIInforial

NTP Papua Barat Juni 2021 Naik Tipis

MANOKWARI, papuabaratnews.co – Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Papua Barat pada Juni 2021 sebesar 100,41 atau mengalami kenaikan 0,33 persen (month to month/mtm) sedikit lebih tinggi dari NTP Mei 2021 yakni 100,97.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Papua Barat Maritje Pattiwaellapia mengatakan, terjadi peningkatan NTP karena indeks harga yang diterima oleh petani sedikit lebih tinggi dari indeks yang dikeluarkan untuk biaya produksi.

Pada periode Juni, indeks yang diterima petani sebesar 107,14 atau 0,44 persen (mtm) lebih tinggi dari periode Mei yakni 106,68.

Sementara indeks harga yang dibayar petani pada Juni hanya 106,70 atau lebih tinggi 0,10 persen (mtm) dari periode Mei yaitu 106,68. “Indeks harga yang diterima petani sedikit lebih tinggi ya,” kata Maritje dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (1/7/2021).

Apabila dilihat dari subsektor, sambung dia, peningkatan NTP Papua Barat periode Juni 2021 hanya disumbang oleh satu subsektor saja yaitu hortikultura. Sementara empat subsektor lainnya justru mengalami penurunan indeks seperti tanaman pangan, tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan. “Sebagian besar memang mengalami penurunan, hanya satu saja yang meningkat,” ucap dia.

Maritje menjelaskan, subsektor hortikultura pada Juni 2021 tercatat 99,43 atau meningkat signifikan mencapai 1,14 persen (mtm) bila dibandingkan dengan periode Mei 202 yang tercatat 98,31.

Peningkatan NTP sektor ini karena biaya produksi lebih rendah dari harga jual yang diterima petani. “Sektor ini punya andil terhadap NTP cukup besar, sehingga berdampak secara keseluruhan,” jelas dia.

NTP subsektor tanaman pangan -0,04 persen (mtm) yaitu dari 103,32 pada Mei 2021 turun menjadi 103,28. Sektor ini mengalami penurunan karena biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani lebih besar sekitar 60 persen dari harga yang diterima petani itu sendiri. “Seperti ketela pohon,” ujar dia.

Selanjutnya, NTP tanaman perkebunan rakyat -0,12 persen (mtm) yaitu dari 102,82 pada Mei 2021 turun menjadi 102,70 pada Juni 2021. Kemudian NTP peternakan -0,50 persen (mtm) yakni dari 104,79 pada Mei 2021 turun menjadi 104,27 pada Juni 2021. “Misalnya harga ayam ras pedaging yang mengalami penurunan harga,” ucap Maritje.

Dan yang terakhir adalah NTP subsektor perikanan -0,03 persen (mtm) yakni dari 94,85 pada Mei 2021 turun menjadi 94,82 pada Juni 2021.

Inflasi 0,08 persen

Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di kawasan perdesaan.

BPS Papua Barat mencatat, pada Juni 2021 terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,08 persen (mtm) lebih rendah dari periode Mei 2021 yaitu 0,22 persen.

Inflasi disebabkan adanya peningkatan indeks dari kelompok makanan, minuman dan tembakau 0,10 persen. Kelompok pakian dan alas kaki 0,8 persen. Kelompok perlengkapan dan perawatan rutin rumah tangga 0,08 persen.

Kelompok kesehatan 0,08 persen. Kelompok penyediaan makanan dan minuman 0,13 persen. Kelompok perawatan dan jasa lainnya 0,13 persen.

NTUP naik 0,22 persen

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Papua Barat periode Juni 2021 sebesar 102,44 atau mengalami peningkatan 0,22 persen (mtm), jika dibandingkan dengan NTUP Mei 2021 yang tercatat 102,22.

Kenaikan NTUP ini didorong oleh subsektor tanaman pangan 0,04 persen dan subsektor hortikultura 0,91 persen.

Sedangkan tiga subsektor lainnya mengalami penurunan, yaitu tanaman perkebunan rakyat -0,20 persen, peternakan -0,72 persen dan perikanan -0,01 persen.

NTUP merupakan nilai tukar (term of trade) antara barang atau hasil produksi pertanian dengan faktor produksi yang dibutuhkan oleh petani. (PB15)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Copy Protected by Chetan's WP-Copyprotect.